Ipda Endro Cahyono saat duduk santai di suatu tempat.(FOTO:TM/HN)

SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)– Awal-awal masa pandemi Covid-19, semua tatanan kehidupan masyarakat berubah total. Dari sektor ekonomi, pendidikan, Kamtibmas, seni dan budaya, semua terkena dampaknya. Hal ini tentu saja berujung pada gejolak kerawanan Kamtibmas di tengah-tengah masyarakat.

Seperti kita semua tahu, dulu di setiap kampung ada kegiatan pemortalan. Setiap jalan ditutup dan hanya menyisakan satu jalan utama saja, agar bisa terpantau pergerakan warga sekitar.

Untuk orang luar kampung yang ingin bertamu atau mengirim barang pesanan secara online, juga mengalami hambatan atau kesulitan saat akan masuk.

Hal tersebut terjadi hampir di semua kampung, baik yang berada di wilayah Sukoharjo maupun di luar Sukoharjo.

Sikap saling curiga satu sama lain, juga kuat sekali. Setiap orang mencurigai orang lain karena dikhawatirkan membawa potensi menularkan virus Covid-19.
Apalagi bagi para pekerja yang melintasi wilayah lain. Begitu pulang masuk desanya sendiri, pasti dicurigai membawa potensi menularkan virus.

Hingga akhirnya, ada penyemprotan disinfektan di jalan keluar sekaligus jalan masuk kampung. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar virus yang menempel di badan, bisa mati terbunuh oleh semprotan tersebut.

Banyaknya potensi kerawanan keamanan di tengah masyarakat saat awal-awal pandemi, beruntung Polres Sukoharjo sudah mempunyai Tim Pandawa yang bertugas mewujudkan Kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Sukoharjo, Jawa Tengah.

Tim Pandawa pertama kali dibentuk pada bulan Desember 2019 masa kepemimpinan Kapolres AKBP Bambang Yugo Pamungkas. Tim Pandawa ini terdiri dari 14 personil.

Saat pandemi Covid 19 masuk ke Indonesia pada bulan Maret 2020, keberadaan Tim Pandawa sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.

Dipimpin Komandan Tim (Katim) Iptu Liyan Prasetyo (waktu itu), selalu berada di tengah-tengah masyarakat bila dibutuhkan.

Begitu Iptu Liyan menjabat sebagai Kapolsek Bendosari, Sukoharjo, Katim Pandawa dipegang Ipda Endro Cahyono sampai sekarang.

Seiring berjalannya waktu, karena wilayah Sukoharjo sangat luas, Kapolres AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengeluarkan Sprint untuk menambah Tim Pandawa menjadi dua tim.

“Tim satu dipimpin saya sendiri (Ipda Endro Cahyono) dan tim dua dipimpin Ipda Guntur Setyawan,” jelas Ipda Endro Setyawan.

Tim satu, tambah pria yang sudah 15 tahun menjadi anggota Polri ini, mengcover wilayah selatan yaitu Kecamatan Weru, Tawangsari, Bulu, Nguter, Polokarto, Mojolaban, Sukoharjo Kota, dan Grogol. Tim dua mengcover wilayah Utara yaitu Kartasura, Gatak, dan Baki.

Patroli Malam Hari dan Mengimbau Masyarakat untuk Tetap Prokes

Setiap terjun di lapangan melakukan patroli rutin setiap malam Minggu dan malam-malam bila ada perayaan hari besar, personil yang turun 10 orang. Sedang empat personil lainnya sebagai cadangan. Hal ini untuk menjaga stamina dan memanage waktu untuk keluarga juga.

“Jadi yang turun ke lapangan itu 10 personil, empat lainnya sebagai cadangan. Agar kami bisa bergantian mempunyai waktu untuk keluarga juga serta menjaga stamina,” ujar Ipda Endro.

Lebih jauh Ipda Endro menjelaskan, setiap melakukan patroli, pihaknya selalu mengedepankan cara-cara humanis bila menemukan persoalan di tengah-tengah masyarakat. Termasuk menghimbau agar tetap prokes, meskipun pada malam hari.

Selama berinteraksi dengan masyarakat, Ipda Endro mengakui tidak pernah terjadi gesekan dalam artian yang sangat serius. Perlawanan atau perdebatan dengan masyarakat mengenai imbauan prokes, jarang terjadi.

“Dengan cara-cara humanis yang kami terapkan, kesadaran masyarakat akan arti pentingnya prokes, sudah tertanam di pikiran mereka. Sehingga dengan imbauan saja, mereka sudah sadar,” kata Ipda Endro.

Sebagai ujung tombak dalam menjaga kondusifitas di tengah masyarakat, tidak sekali dua kali Tim Pandawa mengalami kejadian di luar perkiraan.

Wilayah Sukoharjo yang berdampingan dengan Surakarta, eskalasi kerawanan sangat tinggi. Organisasi masyarakat (Ormas) tertentu dan kefanatikan supporter, menjadi pekerjaan rumah yang tidak ringan.

Ipda Endro menceritakan, pernah ada kejadian, saat patroli tiba-tiba ada konvoi massa dalam jumlah besar. Itu adalah konvoi dari Ormas tertentu. Massa dalam jumlah besar pada malam hari, akan menimbulkan kerawanan keamanan tersendiri.

Tak ingin hal itu terjadi, Tim Pandawa yang memang dibentuk untuk selalu sigap, cekatan, dan cepat tanggap, segera bertindak dengan jurus humanis tanpa perlu menimbulkan gesekan yang cukup berarti.

Selain Ormas, sebagai penyangga wilayah keamanan Surakarta, Tim Pandawa juga harus tanggap dengan masuknya massa supporter.

“Surakarta mempunyai Stadion Manahan yang sering digunakan untuk event-event sepakbola. Apalagi ada supporter Persis yang sangat fanatik. Dalam menghadapi situasi seperti ini, kami tetap dituntut untuk tetap humanis tanpa harus terpancing emosi,” tutur Ipda Endro.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, untuk menjadi anggota Tim Pandawa, harus memenuhi syarat dan kriteria khusus.

Para personil merupakan pilihan dari beberapa satuan fungsi yaitu dari fungsi lalulintas, reskrim, shabara, intelijen, Propam, bahkan ada yang berasal dari eks Brimob. Ditambah, para personil harus mempunyai loyalitas dan dedikasi tinggi, serta kecakapan fisik, cekatan dan cepat tanggap.

“Personil yang berasal dari kesatuan fungsi di bidangnya masing-masing tersebut, menjadi tambahan nilai plus tersendiri,” kata Kapolres.

Diambilnya nama Pandawa, karena filosofinya sangat tinggi. Masyarakat Jawa, hampir semuanya kenal dengan tokoh pewayangan Pandawa yang jumlahnya 5 orang.

“Jumlah Pandawa itu 5 orang, semua masyarakat tahu akan hal itu. Namun yang kami ambil adalah dari sisi tauladannya yang baik dan sangat ksatria. Di wilayah Grogol Solo Baru, juga sudah ada ikon patung Pandawa. Maka menurut kami, diambilnya nama Pandawa ini sangat tepat,” papar Kapolres.

Mengenai supporter, Kapolres AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, mengatakan, keberadaan Tim Pandawa sangat strategis untuk mengurai massa yang berpotensi kerawanan.

“Penyakit masyarakat seperti miras, judi, balapan liar, dan lain-lain, menjadi makanan sehari-hari Tim Pandawa. Dengan imbauan dan arahan yang humanis, diharapkan tidak terulang lagi,” jelas Kapolres.

Bila terjadi tindak kriminalitas, Tim Pandawa bisa melakukan tindakan hukum awal yang selanjutnya diserahkan ke Reskrim Polres Sukoharjo.

Masyarakat Bangga dengan Keberadaan Tim Pandawa

Kinerja Polri dalam menjaga Kamtibmas di tengah masyarakat, diapresiasi oleh salah seorang warga Kampung Joho, Sukoharjo Kota, Eko Jalu Haryanto (40).

Pria yang kesehariannya bekerja di agen jasa pengiriman ini, sering melakukan kerja lembur. Dengan terciptanya wilayah yang kondusif berkat kehadiran Tim Pandawa dan anggota Polri yang lain, ia merasa tenang dalam bekerja.

“Keberadaan Polri yang selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama patroli rutin yang dilakukan Tim Pandawa, sangat membantu kenyamanan warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,” ucap Jalu.

Dalam mencari rejeki itu, lanjut Jalu, yang paling pokok adalah suasana kondusif dulu. Kalau mau bergerak kemana saja, baik siang maupun malam, tidak perlu was-was.

Keberadaan Tim Pandawa di masa pandemi ini, diakui Jalu sangat membantu. Semua warga yang terdampak pandemi Covid 19, bisa mulai memulihkan ekonominya dalam kondisi keamanan yang terjamin.

“Terimakasih Tim Pandawa, terimakasih Polri Sukoharjo, terimakasih Polisi Republik Indonesia,” tutur Jalu.(HN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini