Seorang konselor psikologi dari Polres Purbalingga sedang memberikan terapi kepada seorang anak di Aula Bhayangkari,(FOTO:TM/H-03)

PURBALINGGA(TERASMEDIA.ID)– Satlantas Polres Purbalingga memberikan terapi kepada para pelajar terktit pelanggaran lalu lintas yang ditemukan saat Operasi Patuh Candi 2022.

Terapi tersebut, dilakukan oleh tim konselor psikologi Polres Purbalingga di Aula Bhayangkari, Jumat (17/06/2022).

Dalam kegiatan ini, para pelajar pelanggar lalu lintas dihadirkan bersama dengan orang tuanya, kemudian diberikan pembinaan tentang tertib lalu lintas yang dilanjutkan dengab konseling dan terapi keselamatan oleh konselor psikologi.

Kasatlantas Polres Purbalingga AKP Rizky Widyo Pratomo mengatakan, pihaknya menyelenggarakan kegiatan terapi keselamatan bagi pelanggar lalu lintas yang merupakan anak di bawah umur.

Dimana, para pelanggar lalu lintas tersebut ditemukan saat pelaksanaan Operasi Patuh Candi 2022.

“Ini merupakan salah satu upaya kami untuk mencegah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan anak di bawah umur,” kata Kasatlantas Purbalingga, AKP Rizky Widyo Pratomo.

Menurut Kasatlantas, dalam terapi keselamatan ini pihaknya menghadirkan tim konselor psikologi dari Polres Purbalingga untuk memberikan terapi keselamatan bagi para pelajar.

Dengan terapi ini, lanjut Kasatlantas, para remaja di bawah umur yang sebelumnya melanggar aturan lalu lintas ke depan tidak lagi melakukan pelanggaran.

“Kami juga menghadirkan orang tua anak-anak pelanggar lalu lintas tersebut. Harapannya, orang tua lebih peduli dan bisa mengendalikan anaknya untuk tidak memperbolehkan mengendarai sepeda motor sendiri,” ujarnya.

Salah satu orang tua bernama Laman(54) warga Kaligondang Purbalingga, mengatakan, pihaknya mengikuti kegiatan terapi ini karena anaknya ditemukan polisi melanggar lalu lintas.

Dimana saat berangkat sekolah mengendarai sepeda motor tanpa memakai helm dan tidak membawa surat-surat kelengkapan sepeda motor.

Menurut Laman, terapi ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang pernah melanggar aturan lalu lintas. Laman berarap, anaknya dan anak-anak lain tidak melakukan pelanggaran lalu lintas karena bisa berdampak negatif seperti kecelakaan, mengalami luka berat bahkan meninggal dunia.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak agar mereka tidak melakukan pelanggaran lagi. Saya selaku orang tua juga akan lebih mengawasi dan tidak memperbolehkan anak di bawah umur mengendarai sepeda motor sendiri,” paparnya.(H-03)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini