BANYUMAS(TERASMEDIA.ID)– Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali meraih hasil karya terbaiknya setelah lagu “Sang Surya Muhammadiyah” berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), diajang pagelaran lagu iringan musik kentongan Calung terbanyak, yang digelar pihak kampus belum lama ini.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Al Islam Kemuhammadiyahan, Darmawan SE., M.Si., mengatakan UMP telah berhasil mencatatkan sedikitnya empat di Muri, yakni Investasi Saham Syariah, Es Krim dari Ubi, Sepuluh Ribu Solusi untuk Bangsa, dan lagu “Sang Surya Muhammadiyah” iringan kentongan ini.

“Untuk lagu “Sang Surya Muhammadiyah” jumlah kentongan yang digunakan mengiringi, sebanyak 6000 kentongan termasuk yang dipegang oleh 3000 mahasiswa. Ini adalah bentuk dari kepedulian teman-teman mahasiswa karena kentongan ini salah satu budaya di Banyumas yang nanti juga akan digunakan untuk mengiringi lagu daerah, dan lagu Banyumas,”papar Darmawan.

Menurut Darmawan, sepiritnya tidak hanya memperoleh piagam Muri, tetapi ada sepirit bagaimana memperkenalkan budaya Banyumas di kalangan mahasiswa baru UMP. Yang mana mahasiswa UMP ini berasal dari sejumlah provinsi.

Perwakilan dari Muri, Sri Widayati mengatakan, Muri berkesempatan hadir ke UMP untuk menyaksikan satu kegiatan spektakuler yaitu pagelaran lagu dengan iringan musik kentongan Calung terbanyak yang diinisiasi oleh mahasiswa baru dengan jumlah 3009 mahasiswa.

“Kegiatan ini resmi kami catat di Muri sebagai rekor yang ke 10.520. Kami berikan penganugrahan pengharganya kepada UMP,” katanya.

Menurutnya, untuk kentongan Calung ini memang yang pertama. Ada sebelumnya kentongan biasa, yang satu kentong dipukul dari Kabupaten Pacitan.

“Untuk calung ini yang pertama, dan karena ini merupakan budaya khas suatu daerah maka oleh ketua umum muri Bapak Jaya Suprana dikukuhkan sebagai rekor dunia,”ucapnya.

Presiden Mahasiswa UMP, Abid Hanifi Samha mengatakan, bahwa pada pagelaran musik ini, pihak UMP menyanyikan lima lagu dengan iringan musik kentongan.

“Ada lima lagu, yakni Sang Surya Muhammadiyah(masuk Muri), Perayu layer, Baturaden, Linggamas dan Tanah airku,”kata Abid Hanifi Samha.

Menurut Abid Hanifi Samha, persiapan yang dilakukan oleh teman-teman panitia, yakni dua bulan. Tapi untuk peserta, hanya dua hari.

“Latihannya lebih ke bagaimana caranya memukul, kemudian variasi-variasi dalam gerakannya,” jelasnya.
Sedangkan mengapa diambil kentongan,? Karena panitia ingin mengangkat dan mengenalkan budaya Indonesia yang ada di Banyumas.

“Kami mengangkat tema nasionalisme dan juga cinta tanah air. Itu bagian dari implementasi bagaimana kita mengenalkan kepada mahasiswa baru tentang budaya Indonesia dan budaya Banyumas khususnya,”ucapnya.(BR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini