KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Puluhan ribu warga hari ini mengikuti tradisi sebar apem yang dikenal dengan Yaaqowiyu.

Menjelang kegiatan, nampak Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mendatangi dan menyapa para pedagang kue apem di sepanjang lorong depan Masjid Besar Jatinom.

Airlangga Hartarto adalah salah satu keturunan atau cucu Ki Ageng Gribig, tokoh legendaris dibalik tradisi Yaaqowiyu ini.

Tradisi Yaaqowiyu ini digelar oleh Pemkab Klaten dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kecamatan Jatinom, selama delapan hari yaitu mulai tanggal (8/9) sampai (16/9/2022).

Berbagai kegiatan digelar setiap hari. Dari aksi marching band, reyog, sodaqoh seni, sampai dzikir dan sholawat bersama Habib Syech.

Puncaknya adalah hari ini, Jumat (16/09/2022). Dua gunungan yang berasal dari 2000 apem tersebut, diarak dari aula Masjid Besar menuju panggung Plampeyan yang jaraknya sekira 200 meter.

Menurut Camat Jatinom, Wahyuni Sri Rahayu, untuk yang gunungan, apemnya berasal dari sodaqoh para Kades seluruh Kecamatan Jatinom.

“Sodaqoh apem dari Kades untuk dua gunungan, sedang yang disebar ada empat ton, sodaqoh dari warga,” jelas Camat Jatinom Wahyuni Sri Rahayu.

Sesampai di panggung, apem didoakan oleh ulama lalu disebar kepada ribuan warga.

Airlangga Hartarto usai memberi sambutan yang isinya menceritakan betapa hebatnya Ki Ageng Gribig yang dalam menyebarkan agama Islam sangat damai dan tenteram.

“Kita semua harus mencontoh suri tauladan yang ditinggalkan Ki Ageng Gribig yang dalam berdakwah secara damai dan tenteram,” kata Airlangga di depan ribuan warga.

Airlangga mengawali melempar apem, didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Klaten Sri Mulyani, Wakil Bupati Yoga Hardaya dan yang lain.

Para pengunjung nampak berebut begitu kue apem jatuh. Agar apemnya mudah didapat, banyak yang membawa jaring, bentangan kain, kaos, dan lain sebagainya.

Salah seorang pengunjung asal Sukoharjo, Tri Puji Lestari(46) mengaku senang bisa menangkap tujuh buah apem. Ia datang bersama suami dan dua anaknya.

“Seneng bisa mendapatkan tujuh buah apem, nanti dimakan di rumah sedikit-sedikit, dibagikan saudara bila ada yang mau,” kata Puji.

Ia meyakini, apem hasil rebutan ini bisa membawa berkah.

“Berkahnya macam-macam, bisa sehat, urusan lancar, atau apa saja yang baik-baik,” ujar Puji.

Bupati Klaten, Sri Mulyani merasa senang Covid-19 sudah mereda, sehingga tradisi Yaaqowiyu bisa digelar dengan normal setelah berhenti dua tahun.

“Alhamdulillah hari ini kita bisa menggelar tradisi Yaaqowiyu dengan normal. Semoga hal ini bisa menjadi destinasi wisata reliji, sehingga perekonomian warga sekitar mengalami peningkatan,” kata Bupati Klaten Sri Mulyani.

Menurut penjelasan Camat Wahyuni Sri Rahayu, apem dahulu adalah oleh-oleh dari Ki Ageng Gribig sepulang naik haji.

Karena terbatas, tidak semua tetangganya kebagian apem tersebut. Ki Ageng Gribig lalu menyuruh istrinya untuk membuat apem yang banyak lalu dibagikan merata.

“Filosofi tradisi Yaaqowiyu ini adalah apem dari kata afuan yang artinya ampunan. Kita semua setelah memohon ampunan kepada Tuhan, semoga menjadi lebih baik lagi. Yang jelas tradisi Yaaqowiyu ini mengajarkan dan menyebarkan kebaikan,” pungkas Camat Wahyuni. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini