SRAGEN(TERASMEDIA.ID)– Menanggapi santri yang meninggal dunia yang diduga dianiaya oleh seniornya, di Sragen beberapa hari lalu, anggota Panitia Khusus (Pansus) Penyusunan Perda Madrasah dan Pesantren, Mualim Sugiyono menyampaikan, setiap Ponpes pada umumnya memang memberikan hukuman untuk mendisiplinkan santrinya.

Hukuman, biasanya berupa denda uang, cukur gundul untuk santri putra atau membaca hafalan surat-surat dalam Alquran sambil berdiri.

”Tidak ada hukuman secara fisik bagi para santri. Kecuali jika ada yang mencuri. Tindakan fisik dilakukan spontanitas. Tapi keamanan pondok pasti melarang santri main hakim sendiri. Yang jelas tata tertib tidak ada hukuman fisik,” papar Mualim Sugiyono, yang juga salah satu pengasuh Ponpes di Sragen ini.

Mualim menyampaikan, tidak ada sistim dalam suatu Ponpes yang menerapkan hukuman kekerasan fisik.

Dalam setiap kamar, umumnya dibentuk kepengurusan organisasi, mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, dan keamanan.

”Biasanya, orangtua santri pasti diminta menyetujui surat pernyataan terkait aturan yang ada di Ponpes. Surat pernyataan seperti itu juga ada di pondok modern. Jadi saya kaget ada hukuman pada santri kok ditendang. Kalau dihukum bersih-bersih masih wajar,” beber Mualim.(SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini