SEMARANG(TERASMEDIA.ID)-BKKBN bersama Mitra Kerja terus menggencarkan sosialisasi cegah stunting.
Kali ini, sosialisasi berjudul “Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja”, berlangsung di Villa Onengan Tuntang, Kabupaten Semarang, Selasa (21/5/2024).
Hadir narasumber anggota DPR-RI Komisi IX Tuti Nusandari Rosdiono, narasumber dari BKKBN Jateng, Elyana, S.Psi, M.Si (Kepala UPT BD Ambarawa), Kepala Bidang Pengendalian Penduduk & Keluarga Sejahtera DP3AKB Kabupaten Semarang,
Ganti Sumiati, SKep.NS, MM, dan Rohmat Kades Sraten, Tuntang serta ratusan peserta dari wilayah Desa Sraten dan sekitarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tuti N Rosdiono menyapa ratusan peserta secara virtual. Dirinya mengucapkan banyak terimakasih karena masyarakat antusias meluangkan waktu, untuk mengikuti sosialisasi cegah stunting ini.
Tuti menyampaikan, komisinya intens melakukan rapat untuk menyinkronkan data stunting di berbagai daerah, karena masih ada data yang kurang valid.
Untuk mencegah stunting, Tuti menekankan kembali arti pentingnya seribu hari pertama kehidupan.
Hal ini dimulai dari bayi sejak dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun.
“Jangan sampai bapak-ibu semua melewatkan masa emas tumbuh kembang anak panjenengan sedoyo di seribu hari kehidupan pertama. Yaitu sejak bayi dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun,” kata Tuti.
Untuk mengisi masa emas itu, orangtua harus memperhatikan asupan dan kebutuhan gizi pada anak.
“Yang terpenting, ibu-ibu harus memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan, dan selanjutnya ada makanan pendamping ASI sampai anak usia 2 tahun,” ujar Tuti.
Tuti memberikan contoh, dulu dirinya juga memberikan ASI kepada semua anaknya. Begitu pula ibu kandung Tuti, juga memberikan ASI untuk 11 anaknya.
“Alhamdulillah, sampai sekarang anak-anak ibu saya dalam keadaan sehat. Begitu pula anak-anak saya, semua sehat berkat ASI,” kata Tuti mencairkan suasana.
Narasumber dari BKKBN Jateng, Elyana, untuk mencegah stunting harus memperhatikan 5 hal yaitu A, B, C, D, dan E.
Elyana memerinci, huruf A yaitu aktif mengkonsumsi pil tambah darah bagi anak-anak dan ibu hamil. Huruf B yaitu Bumil harus memeriksakan kehamilannya ke fasilitas kesehatan (faskes), minimal 6 kali selama masa kehamilan.
Sedang huruf C yaitu cukupi konsumsi protein hewani untuk bayi yang sudah diberi makanan pendamping ASI, huruf D yaitu datang ke Posyandu untuk menimbang berat badan anak, dan huruf E yaitu eksklusif ASI sampai anak usia 6 bulan sampai diberi makanan pendamping ASI selama 2 tahun.
Selain itu, Elyana juga menghimbau, agar para ibu menghindari 4 T.
“Para ibu, para istri, harus menghindari 4 T yaitu terlalu muda hamil, terlalu tua hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat hamil,” ujar Elyana.
Sementara narasumber dari DP3AKB Semarang, Ganti Sumiati menambahkan, selain 5 hal di atas, ada tambahan satu lagi yaitu huruf F tentang fasilitas kesehatan yang memadai. Ditandai dengan kebersihan sanitasi dan lingkungan.
“Sanitasi itu penting untuk pertumbuhan anak. Lingkungan yang bersih, air bersih, akan membuat anak-anak sehat,” kata Gati.
Gati mengingatkan kembali kepada remaja, agar tidak buru-buru menikah bila usianya belum mencukupi. Untuk calon pengantin wanita minimal 21 tahun dan calon pengantin pria 25 tahun.
Dalam kesempatan tersebut, panitia membagikan doorprize di akhir acara yaitu voucher belanja, setrika, kompor gas, dan rice cooker.(Hasna)