H. Rubiyanto, berdiri sedang memberikan materi terkait pendidikan politik.(Foto:TM/SPW)

KENDAL, TERASMEDIA.ID– Tiga anggota Fraksi PKS yakni, H. Rubiyanto, H. Sulistyo Ari Bowo, Sukron, dan Praktisi Pencegahan Konflik Masyarakat Pesisir, Rusmono Rudi Nuryawan, kembali menjadi narasumber Pendidikan Politik bagi Masyarakat yang di gelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik(Kesbangpol) Kabupaten Kendal, di Aula Kantor Kecamatan, Kaliwungu, Rabu(12/02/2025).


Dalam sambutannya, H. Sulistyo Ari Bowo menyampaikan terkait dengan tugas pokok dan fungsi(Tupoksi) komisi- komisi yang ada di DPRD Kendal.

Komisi yang linier dengan pemerintahan, termasuk Kesbangpol, yakni Komisi A, yang dalam hal ini adalah H. Rubiyanto sebagai anggotanya.

H. Sulistyo Ari Bowo juga menyampaikan bahwa, terkait dengan permasalahan sampah, adalah Komisi C, yakni Sukron. Sedangkan untuk Komisi D yang ditangani adalah bidang pendidikan, kesehatan, Bansos dan lain sebagainya.

Sementara terkait dengan kondisi perpolitikan yang ada selama ini, H. Sulistyo mengakui bahwa, masyarakatlah yang susah untuk diajak menolak adanya money politik.

Ia mencontohkan, ketika ada pelaksanaan pemilihan legislatif atau Pilkada, tak sedikit masyarakat memanfaatkan hal ini untuk mencari sumbangan, dengan membawa proposal untuk disodorkan kepada calon peserta pemilu.

“Bagaimana kita akan mendapat pimpinan yang berkualitas, jika semuanya diukur dengan uang. Memang uang utama dalam proses pelaksanaan pencalonan baik legislatif, pilkada dan yang lainnya,”katanya.

H. Rubiyanto, mengatakan, Kecamatan Kaliwungu atau daerah pemilihan 2, adalah wilayah potensial dimana wilayah ini mempunyai Kawasan Ekonomi Kendal(KEK) dan mempunyai tempat penampungan sampah.

Artinya, ada tiga hal yang besar di Kabupaten Kendal, yaitu pertama masalah banjir, kedua masalah sampah dan ketiga masalah pengangguran.

“Dengan adanya KEK ini, harapannya pemerintah Kabupaten Kendal mampu menjembatani masyarakat untuk membuka lowongan sesuai dengan kebutuhan dan standart yang ada. Dan tentu, hal ini juga dibutuhkan persiapan SDM yang memadahi,”ungkap Rubiyanto.

Rubiyanto berharap, kepada Bupati Kendal terpilih yakni Dyah Kartika Permanasari, balai latihan kerja- balai latihan kerja(BLK) yang ada di Kendal, untuk bisa menyiapkan SDM- SDM sesuai kebutuhan industri di semua kecamatan- kecamatan yang ada di Kendal, yaitu dengan cara menjadikan aula- aula kecamatan sebagai pusat pelatihan- pelatihan untuk menampung masyarakat.

“Kalau tadi saya hitung setiap pelatihan ada 50 orang yang dibagi dua sesi, atau dua kelas, maka jika setiap kecamatan bisa mengirimkan 50 kali 20 kecamatan yang ada, maka setiap bulan BLK bisa mengirim tenaga kerja ke KEK sebanyak 1000 orang. Kalau bisa mengirim 1000 orang setiap bulan, maka jika Bupati Kendal ini memimpin selama lima tahun, maka 1000 x 12 x 5= 60 ribu, dan ini jelas mengurangi angka pengangguran yang signifikan,”papar Rubiyanto.

Rubiyanto mengatakan, hal tersebut bisa dipetakan setiap kecamatan sesuai dengan keterampilan yang ada, semisal untuk Kecamatan Kendal pelatihan menjahit, Kecamatan Kaliwungu pelatihan bahasa, Kecamatan Cepiring pelatihan keterampilan, Kecamatan Kendal tentang kehumasan dan lain sebagainya.

“Ya tinggal dikluster- kluster saja, biar kelihatan dan riil,”kata Rubiyanto.

Rubiyanto juga mengatakan, terkait dengan penanganan sampah juga sama. Yakni melibatkan secara aktif masyarakat mulai dari awal. Jadi tidak hanya jadi sampah, tapi masyarakat harus sadar memilih dan memilah sebelum dibuang ke bak sampahnya, mana sampah yang organik dan non organik.

“La, itu nanti perannya desa. Jadi anggaran yang banyak di desa itu tidak hanya untuk sosialisasi sampah, tapi membuat bank sampah di desa. Desa menampung mana sampah yang plastik, dikumpulkan untuk diolah dan sebagainya. Yang organik bisa dibuang dan yang non organik diproses sesuai dengan yang ada,”ungkapnya.

Sementara itu, Rusmono Rudi Nuryawan mengatakan, bahwa dengan adanya KEK, pemerintah Kabupaten Kendal khususnya, harus bisa mengantisipasi dampak sosial diantaranya pekerja- pekerja yang datang dari luar negeri, yang mayoritas dari China.

“Mereka kan butuh makan, otomatis mereka butuh warung- warung untuk makan dan tidak mungkin dari katering. Dan ini tentu berdampak sosial dari akibat berbaur dengan masyarakat sekitar,”kata Rusmono Rudi Nuryawan yang biasa disapa Wawan.

Selain itu, lanjut Wawan, mereka juga butuh hiburan dan mencari tempat- tempat representatif terutama yang ada di sekitar Kaliwungu.

“Tempat hiburan yang ada di Gambilangu Kaliwungu beberapa bulan lalu sempat ditutup. Sekarang dengan adanya pertumbuhan KEK, di sana sekarang dibuka kembali. Ini perlu adanya kewaspadaan masyarakat untuk mengantisipasi dan peran serta pemerintah untuk meningkatkan dampak dari ledakan pekerja KEK, karena dampak sosialnya dimungkinkan akan lebih berbahaya,”paparnya.(SPW)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini