SUKOHARJO, TERASMEDIA.ID – Dalam rangka menyemarakkan Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang ke 79, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan lomba seni karawitan bertempat di Taman Budaya Suryani Sukoharjo, Jumat (11/7/2025).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo, Heru Indarjo, mengatakan, lomba diikuti 12 peserta dari berbagai sanggar yang tersebar di Sukoharjo.

“Tujuan lomba ini untuk melestarikan budaya, sekaligus menyemarakkan Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang ke 79 tahun,” jelas Heru Indarjo.

Turut hadir Bupati dan Wakil Bupati Sukoharjo, Etik Suryani – Eko Sapto Purnomo, beserta jajaran Forkopimda, untuk menyaksikan seni karawitan tersebut.

“Hari ini kita menyaksikan sebuah momen bersejarah, dimana generasi muda dan pelaku seni dari berbagai penjuru Kabupaten Sukoharjo bersatu dalam semangat berkarya dan berbudaya,” kata Etik Suryani.


Etik menambahkan, lomba seni karawitan ini bukan sekedar kompetisi, namun sebagai aksi nyata pelestarian dan pengembangan seni tradisional yang harus dijaga bersama, dirawat, dan dikembangkan bersama.

“Untuk seni karawitan, Pemkab Sukoharjo memberi ruang seluas-luasnya kepada para pelaku seni untuk terus mengembangkan diri,” ujar Etik.

Peserta Lomba Seni Karawitan ini, berasal dari 12 kecamatan. Antara lain dari Sanggar Sinung Raos Kartasura, Sekar Kayungyun Sukoharjo, Ndalem Kawijayan Mojolaban, Karawitan Bogasari Bendosari, dan lain-lain.

Setiap penampil atau peserta, wajib menyajikan gendhing secara berurutan yaitu Ladrang Dirgahayu Laras Slendro Pathet Manyura, atau gendhing lain Sukoharjo Makmur Laras pelog Pathet nem dan Mars Perjuangan.

“Setiap penampil kita beri waktu 20 menit,” ujarnya.

Dalam lomba ini, akan diambil juara 1 sampai 3 dan juara harapan 1 sampai 3. Para juara akan menerima trofi, piagam penghargaan, dan sejumlah uang pembinaan.

Pimpinan Sanggar Ndalem Kawijayan Kecamatan Mojolaban, Sri Wijayanti mengaku senang sanggarnya bisa ikut andil dalam melestarikan budaya karawitan ini.

“Sanggar kami Ndalem Kawijayan berasal dari Desa Triyagan Kecamatan Polokarto, akan tampil secara maksimal,” kata Sri Wijayanti sebelum tampil.

Sanggar Ndalem Kawijayan sendiri, tambah Sri Wijayanti, beranggotakan 24 orang lintas generasi.

“Di sanggar kami ada 24 anggota dari lintas generasi. Dari usia pelajar, mahasiswa, sampai yang sudah pensiun. Ini sebagai bentuk kepedulian kami melestarikan budaya warisan leluhur,” ungkap Sri Wijayanti.

Perlu diketahui, penghasil gamelan terbesar ada di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo yang karyanya sudah mendunia. Seni karawitan dan gamelan adalah satu kesatuan harmonisasi yang tak bisa dipisahkan. Sehingga seni adiluhung ini harus dilestarikan bersama-sama. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini