KENDAL,TERASMEDIA.ID– Penyerapan gabah di Kabupaten Kendal sudah terlampaui mencapai 136 persen. Terlebih, harga gabah kering panen yang ditawarkan dari Bulog cukup tinggi, yakni Rp 6.500. Justru yang penyerapannya masih rendah itu untuk beras yang saat ini baru dua persen.

Hal tersebut disampaikan Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, saat menghadiri acara panen raya padi serentak 14 Provinsi dan arahan Presiden RI, Prabowo Subianto secara daring di Desa Brangsong, Kecamatan Brangsong, Senin(07/04/2025).

“Sebetulnya, di Kabupaten Kendal itu tidak kekurangan beras, tetapi karena kekurangan mesin penggilingannya. Sehingga hasil panen padi dibeli oleh pengusaha- pengusaha asal Demak dan daerah lainnya,”imbuh Bupati.

Menurut Bupati, karena banyak petani yang mengalami keterbatasan dana, dan pengusaha penggilingan padi pun juga terbatas, maka nantinya masing- masing desa bisa membentuk koperasi desa yang salah satu usahanya menangani penggilingan padi itu.


“Sebetulnya, produktifitas gabah di Kabupaten Kendal itu lebih besar dibandingkan dengan Kabupaten Demak dan wilayah lain. Namun karena mesin penggilingan yang ada di Kendal sangat terbatas itu, sehingga hasil panen padi sebagian besar dibeli pengusaha dari luar Kendal termasuk Demak,”ungkapnya.

Setelah dibeli oleh pengusaha dari luar Kendal ini, akhirnya nilai jual beras juga menjadi mahal, karena mata rantai atau pendistribusian semakin panjang.

Bupati berharap, kedepannya gabah- gabah hasil panen dari petani itu bisa diserap oleh pihak koperasi desa.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, dengan berbagai upaya yang ia lakukan selama ini, termasuk percepatan tanam, para petani saat ini akan lebih untung dibanding dengan tahun kemarin.

“Kalau tahun kemarin Kabupaten Kendal di surplus 35 persen, tahun 2025 ini diperkirakan akan bisa lebih. Untuk target sendiri, pertahun di sekitar 135 ribu hektar,”ucapnya.

Sementara itu, salah satu petani, Nasron mengatakan, gabah kering panen yang dibeli oleh Bulog seharga Rp 6500 itu cukup bagus di saat musim panen seperti sekarang ini.
Selama ini, setiap musim panen tiba, yang membeli gabah adalah pedagang atau tengkulak dari Demak.

“Cuma, jika tengkulak itu, harganya fluktuatif atau naik turun, sehingga kurang bisa membuat nyaman para petani,”katanya.(SPW)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini