KENDAL(TERASMEDIA.ID)-Kasus Kepala Desa(Kades) Kebonagung, Kecamatan Ngampel, yang nyaris adu fisik dengan anggota Polsek Pegandon, di atas panggung saat untuk diminta membubarkan diri karena menggelar acara dangdutan, hingga kini belum juga rampung permasalahannya.
Kabar Kades, bernama Widodo(45) yang sedianya hendak meminta maaf atas kasus tersebut di Kantor Polsek Pegandon juga belum dilakukan.
Sedangkan Widodo yang akan dimintai terkait kasus ini di kantornya, buru- buru ke luar ruangan saat sejumlah wartawan datang, dengan alasan dipanggil oleh Kapolsek Pegandon AKP Zaenal Arifin.
“Mas, sebentar panjenengan di sini dulu, menunggu saya dari Polsek Pegandon. Nanti saya kabari,”kata Widodo, di hadapan sejumlah wartawan dan tamu lainnya yang ada di ruangan Balai Desa tersebut,”Kamis(19/08/2021).
Setelah ditunggu sekitar 15 menit, tiba- tiba, teman Widodo yang juga seorang Kepala Desa, bernama Yusuf, meminta sejumlah wartawan untuk ‘pergi’ ke Polsek Pegandon, karena di Polsek Pegandon, juga sudah banyak wartawan yang ingin klarifikasi.
Namun ketika sejumlah wartawan yang ada di ruangan Balai Desa pergi ke Polsek Pegandon, Widodo tidak ada di tempat.
Sementara, Kapolsek Pegandon AKP Zaenal Arifin, yang dimintai keterangan kedatangan Kades Kebonagung mendatangi dirinya, justru dirinya kaget, karena tak merasa menelpon.
“Hingga sekarang, saya belum pernah menelpon dia. Silakan dia datang ke kantor Polsek untuk meminta maaf, yang jelas Saya tidak menelpon dia,”kata Zaenal.
Zaenal mengaku, awal keributan di panggung ini, berawal pada malam 17 Agustus 2021 lalu, dirinya mendapat laporan dari Babinsa bahwa di Desa Kebonagung Ngampel, ada panggung hiburan dangdut. Saat itu juga, dirinya bersama anggotanya datang ke lokasi, dan ternyata benar adanya.
“Setelah kami datang ke sana, ternyata benar dan sudah ramai. Saya mencoba membubarkan dan menyampaikan, bahwa ini masih masa PPKM pak. Menggelar acara atau kegiatan yang berpotensi menjadikan kerumunan banyak orang, itu melanggar protokol kesehatan. Dia malah tidak mengindahkan, malah bilang, “GBL itu masih buka kok malah ngurusi di sini”, kata Zaenal.
Harusnya, seorang Kades yang baik, harus bisa menjadi contoh yang baik,malah seperti itu, bersikeras seakan, akan menantang petugas. Tinggal minta maaf saja kan cukup, apalagi di hadapan warganya.
“Dia malah bersikeras dengan anggota saya. Beruntung belum sempat kontak fisik, cuma sempat dorong sebentar dengan Babin kami,”ucap Zaenal.
Zaenal juga mengaku, ketika Widodo ditanyai siapa penanggung jawabnya, atas adanya hiburan dangdut, Widodo juga bilang tidak tahu.
“Malah saling lempar. Masak mengadakan hiburan dangdutan penanggung jawab saja tidak tahu. Saling lempar lah.Dan dia pun pergi tidak pamit dengan saya atau dengan anggota saya,”papar Zaenal.
Dinilai Arogan
Sementara itu, banyak kalangan yang menyayangkan sikap Kades Kebonagung, Widodo ini. Bahkan dia dinilai menunjukan sikap yang ‘arogan”. Harusnya, seorang pemimpin, bisa sama- sama menghargai petugas lain.
Apalagi, petugas atau polisi ini jelas melaksanakan aturan pemerintah untuk memperketat protokol kesehatan karena sekarang masih dalam masa pandemi Covid-19.(Likwi)