SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)– Angka stunting di Jawa Tengah sampai pertengahan tahun 2024, semakin menurun. Meskipun saat ini baru tercapai 20,8 persen dari target 14 persen, dipastikan angka stunting di Indonesia juga akan menurun.
Demikian dijelaskan Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, dalam kegiatan sosialisasi “Komunikasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting” di Desa Ngreco, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2024).
Hadir narasumber lainnya, Rahmad Handoyo, anggota DPR-RI Komisi IX dan Khatarina Candra Dewi, Sub Koordinator K3 Dinas P2KBP3A Kabupaten Sukoharjo.
Eka melanjutkan, dari hasil survei kesehatan Indonesia yang dilakukan pada akhir tahun 2023 lalu, 1 dari 5 anak di Jawa Tengah maupun di Indonesia, masih terkena resiko stunting.
Penurunan resiko stunting, bisa dipengaruhi tiga faktor yaitu perbaikan pola makan, pola asuh yang benar, dan perbaikan sanitasi serta akses air bersih.
Resiko stunting yang disebabkan kurangnya berat badan bayi waktu lahir, hanya 6 persen. Selebihnya, disebabkan pola asuh yang salah.
“Waktu lahir bobot bayi normal, sampai usia tujuh bulan karena diberi ASI eksklusif. Namun setelah ASI eksklusif dihentikan dan dilanjutkan dengan ASI serta makanan pendamping, saat itulah bobot bayi ada yang turun. Inilah yang menjadi keprihatinan kita bersama, harus kita cegah,” ungkap Eka.
Dengan adanya sosialisasi seperti ini, yang ditujukan kepada 300 warga Desa Ngreco dan sekitarnya, bisa semakin menekan angka stunting.
Rahmad Handoyo menambahkan, untuk perkembangan otak bayi selama seribu hari pertama kehidupan (HPK), harus banyak mengkonsumsi protein hewani.
“Perkembangan otak anak selama seribu hari pertama kehidupan, sangat dipengaruhi asupan gizi dan protein hewani,” ujar politisi dari Partai PDIP ini.
Menurut Rahmad Handoyo, protein hewani bisa didapatkan dari daging, ikan asin, telur, susu, dan lain-lain.
Narasumber dari Dinas P2KBP3A Kabupaten Sukoharjo, Khatarina Candra Dewi melanjutkan, sebelum anak usia 2 tahun, denyut di kepala masih bergerak.
“Itulah perkembangan otak masih terus berjalan. Usia anak sebelum 2 tahun adalah usia emas, para orangtua harus memanfaatkan usia tersebut dengan sebaik-baiknya agar anak tumbuh menjadi sehat dan cerdas.
Untuk ibu yang baru melahirkan, setelah nifas dianjurkan mengikuti program Keluarga Berencana.
“Karena dengan program KB, ibu bisa mengatur jarak kelahiran, agar saat merawat bayi bisa maksimal. Tidak hanya ibu saja, bapak-bapak juga bisa menjadi peserta KB,” saran Khatarina.
Dalam kesempatan tersebut, panitia membagikan doorprize menarik untuk para peserta. Yaitu ada voucher belanja, jam dinding, setrika listrik, dan sepeda gunung.(Hasna)