Staf Ahli Bupati Kendal, Suharjo sedang mengukuhkan Tim Sinergitas Pentahelix di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kendal.(Foto:TM/ SPW)

KENDAL(TERASMEDIA.ID)-Pernikahan dini bukan hanya masalah keluarga atau individu, tetapi juga masalah sosial yang berdampak luas kepada masyarakat, terutama pada perkembangan anak-anak dan remaja.

Data menunjukkan bahwa pernikahan dini sering kali memicu berbagai masalah seperti putus sekolah, tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP2PA) Albertus Hendri Setyawan, pada acara Pengukuhan Tim Sinergitas Pentahelix untuk Rujukan, Kampanye, Konseling, dan Edukasi (Gitar Melodi) Pencegahan Pernikahan Dini, dan Penandatangan Piagam Komitmen Pencegahan Pernikahan Dini di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kabupaten Kendal, Selasa(08/10/2024).

“Oleh karena itu, masalah ini harus kita sikapi bersama dengan serius. Saya dan rekan-rekan memiliki misi yang kuat untuk menyatukan kekuatan dari berbagai unsur pentahelix, yakni pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media massa,”imbuh Hendri.

Menurut Hendri, masing-masing elemen memiliki peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam kampanye pencegahan pernikahan dini ini, pihaknya akan bekerja bahu-membahu untuk, pertama, menyediakan rujukan yang tepat bagi masyarakat yang memerlukan konseling dan edukasi seputar pernikahan dini.

Kedua, menyelenggarakan program edukasi yang komprehensif bagi remaja dan keluarga, baik di sekolah, komunitas, maupun media sosial, tentang dampak pernikahan dini dan pentingnya melanjutkan pendidikan.

Ketiga, mengoptimalkan peran tokoh masyarakat dan agama dalam memberikan nasihat dan dukungan moral agar masyarakat memahami pentingnya kesiapan mental, fisik, dan ekonomi dalam pernikahan.

Keempat, membangun kolaborasi dengan dunia usaha untuk membuka akses pelatihan keterampilan bagi keluarga yang rentan menikah dini juga remaja, sehingga mereka dapat memiliki masa depan yang lebih cerah tanpa harus terjebak dalam pernikahan dini.

Dan kelima, memanfaatkan media massa dan media sosial sebagai sarana edukasi yang efektif, untuk menyebarluaskan informasi yang tepat mengenai bahaya pernikahan dini.

“Dalam implementasi, kami tidak hanya berkampanye atau menyelenggarakan sosialisasi, tetapi juga akan memberikan layanan konseling kepada mereka yang membutuhkan. Karena kami memahami bahwa perubahan perilaku memerlukan waktu, pendampingan, dan dukungan penuh dari semua pihak,”terang Hendri yang juga Ketua Tim Sinergitas Pentahelix ini.

Hendri yakin, dengan sinergi yang baik dari semua pihak, perubahan yang signifikan akan tercipta serta terwujudnya generasi muda Kendal yang lebih sehat, lebih cerdas, dan memiliki masa depan yang lebih cerah ceria.

Staf Ahli Bupati Kendal, Suharjo, menyambut baik dan mengapresiasi inovasi kolaborasi stakeholder pentahelix dan semua pihak untuk memberikan layanan rujukan, kampanye, konseling, dan edukasi mengenai pencegahan pernikahan dini( Gitar Melodi) bagi keluarga yang rentan pernikahan dini.

“Dengan pengukuhan ini menegaskan komitmen kita
untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah
pencegahan pernikahan dini ini melalui pendekatan
kolaboratif,” kata Suharjo.

Suharjo menyampaikan, bahwa pernikahan dini merupakan isu serius yang masih menjadi tantangan di banyak daerah, termasuk Kabupaten Kendal. Angka pernikahan dini di Kabupaten Kendal menunjukkan tren yang meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal pada tahun 2019, jumlah pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 19 tahun sebanyak 102 Orang.

Kemudian meningkat menjadi 160 orang di tahun 2020; 579 orang di tahun 2021; Kemudian menurun menjadi 256 orang di tahun 2022; dan 169 orang di tahun 2023.

Dari data tersebut, pernikahan dini banyak dialami oleh kaum perempuan, dengan angka persentase sekitar 79,22% dari total pernikahan dini, sehingga hal ini patut menjadi keprihatinan dan perhatian kita bersama.

Dampak dari pernikahan dini tidak hanya berpengaruh pada masa depan anak-anak kita, tetapi juga mempengaruhi kualitas generasi penerus bangsa, antara lain karena Rentan putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan rendahnya keterampilan/kecakapan hidup yang dimiliki sehingga sulit mengakses lapangan pekerjaan di kemudian hari.

Gangguan kesehatan reproduksi bagi anak perempuan dan meningkatnya resiko tinggi kehamilan meningkatnya resiko kematian ibu melahirkan dan kematian bayi/balita.

“Kami berharap kepada Tim Gitar Melodi ini, agar dapat berperan strategis, melalui program rujukan, kampanye, konseling dan edukasi, dapat bekerja dengan penuh semangat, dedikasi, dan tanggung jawab, meningkatkan kesadaran masyarakat, keluarga terutama anak anak dan remaja, akan pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang matang. Saya percaya, dengan kolaborasi yang kuat, kita mampu menciptakan perubahan nyata dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda di Kendal,”pungkasnya.(SPW)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini