SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)- Komandan Jenderal (Danjen ) Kopassus Mayjen TNI Muhammad Hasan kembali meluncurkan buku kedua, setelah buku pertamnya diluncurkan tahun 2008 yang lalu.
Buku kedua ini berjudul “Kopassus untuk Indonesia, Profesionalisme Prajurit Kopassus”.
Peluncuran buku berlangsung pada Minggu malam 28 Nopember 2021 bertempat di The Park Mall, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo.
Sebelum Danjen naik panggung, terlebih dahulu tampil Heru, salah seorang anak Idjon Djambi, salah seorang tokoh pendiri Kopassus.
Meskipun ia dan saudaranya tidak masuk angkatan baik TNI maupun Polri, namun ia mengakui bahwa sosok ayahnya adalah sosok yang tegas dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya.
“Ayah tidak pernah mendoktrin saya, hanya sering mengatakan,0 ‘Indonesia sangat indah kan?’. Dan itu beliau ucapkan berkali-kali, sehingga dengan sendirinya saya terdoktrin,” kata Heru.
Kehadiran salah seorang anak tokoh pendiri Kopassus ini untuk menyemarakkan peluncuran buku tersebut, sekaligus sebagai saksi bahwa saat pertama Kopassus berdiri, perjuangannya tidak main-main.
Melalui buku yang ditulis oleh Iwan Santosa itu, Danjen ingin menularkan semangat patriotisme dan nasionalisme Kopassus kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Di buku jilid pertama dulu, berisi tentang beberapa operasi yang dilakukan setelah reformasi hingga 2008. Sedang di buku kedua ini lebih mengedepankan bagaimana isi Kopassus, mulai perjalanan kiprahnya, seluk beluk sejarah Kopassus, hingga momen -momen yang bisa dijadikan teladan.
“Buku ini saya peruntukan bagi generasi muda. Karena banyak pelajaran yang bisa dipetik dari cerita para sesepuh dalam buku ini. Banyak pesan dari para senior dan para sesepuh untuk terus memberikan semangat dan nilai-nilai baik Kopassus kepada masyarakat,” jelas Danjen.
Danjen menginginkan dengan adanya buku Kopassus Untuk Indonesia jilid II tersebut, anak -anak muda atau generasi milenial jangan sampai mencari nilai -nilai kepahlawanan dari luar.
“Dalam buku ini, semua bisa kita ambil nilai-nilainya sebagai bentuk patriotisme dan nasionalisme. Ada cerita dari para sesepuh seperti Pak Luhut, Pak Hendropriyono dan Pak Prabowo. Semua ada di buku ini,” terang Danjen.
“Di buku yang sekarang ini ada untold story dari para senior dan juga operasi-operasi dari 2008 sampai sekarang yang belum diketahui banyak orang,” tuturnya.
Danjen membantah kalau masyarakat itu banyak yang beranggapan kalau pasukan baret merah orang-orang yang hebat.
“Kopassus hebat itu tidaklah benar, yang benar adalah mereka terlatih dengan keras dan menerapkan displin tinggi,” kata Danjen.
“Siapapun bisa masuk menjadi prajurit Kopassus, asal mau berlatih dan berusaha dengan keras serta punya semangat tinggi,” tambah Danjen.
Melalui buku jilid II yang diselesaikan selama 10 bulan ini, ia tidak saja bercerita soal pertempuran tapi juga bagaimana soal pendekatan kemanusiaan, membangun profesionalitas dan bagaimana organisasi Kopassus dapat sesuai dengan perkembangan zaman.
“Dan ke depan Kopassus tetap menjadi organisasi yang menarik untuk mengabdi bagi negara. Kopassus akan selalu hadir sebagai solusi bagi bangsa ini, bukan sebagai masalah,” tandasnya.
Dalam peluncuran kali ini, masyarakat sangat antusias antri membeli buku dan minta tanda tangan Danjen. Menurut panitia, buku yang terjual dalam satu malam sebanyak 438 buah dari 495 buku yang disediakan.
Dengan sabar, begitu turun dari panggung, Danjen membubuhkan tanda tangan di atas buku tersebut.
Salah seorang warga asal Klaten, Kusumasari mengaku membeli empat buah buku. Ia ingin membagikan buku-buku tersebut kepada anak dan keponakannya yang ingin masuk angkatan.
“Tadi saya melihat dalam tayangan film di panggung, aksi Kopassus keren dan mantap. Anak saya dan keponakan ingin masuk angkatan, saat ini masih SMA. Semoga buku ini bisa menambah semangat mereka untuk mencapai cita-citanya,” kata Kusumasari.
Selain kaum milenial, para orangtua, juga banyak anak-anak yang bergembira malam itu. Mereka beramai-ramai naik jeep milik Kopassus yang berada di depan panggung. Banyak juga yang selfie di depannya. (HN)