Anggota DPR-RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra, di Villa Onengan.(Foto:TM/ Hasna)

SEMARANG(TERASMEDIA.ID)– Untuk mencegah dan mengurangi resiko stunting pada anak-anak, salah satunya dengan mengubah pola makan dengan cara memperhatikan pola isi piringku.

Dalam satu piring, jumlah sayur dan buah harus diperbanyak. Masing-masing 2/3, lauk 1/3, sedang untuk nasi cukup 1/3 saja.

Demikian dijelaskan Suwarno, narasumber dari BKKBN Propinsi Jateng, dalam kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra, yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, yang berlangsung di Villa Onengan, Sabtu 1 Juni 2024 siang mulai pukul 14.00 WIB sampai selesai.

Suwarno melanjutkan, dengan memperhatikan pola isi piringku tersebut, diharapkan makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak hanya mengenyangkan, namun akan terpenuhi gizi dan protein.

“Jadi mulai sekarang, kalau makan, polanya harus diubah. Diperbanyak sayur, buah, lauk, dan nasi. Lauk bisa berasal dari telur, ikan laut, daging ayam, dan lain-lain,” kata Suwarno.

Sosialisasi diikuti 300an peserta dari Kota Salatiga.
Hadir narasumber lainnya, anggota DPR-RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono, Kepala Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN BKKBN, Sunarto, dan narasumber dari Dinas P3AKB Kabupaten Semarang, RA Nathalia Damayanti.

Melanjutkan anjuran Suwarno untuk pola makan sehat, anggota DPR-RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono menambahkan, harus dipadukan dengan rajin olahraga secara rutin.

“Makanan sehat sudah, istirahat yang cukup sudah, nah yang tidak boleh ditinggalkan itu olahraga rutin. Sehari minimal 15 menit, tubuh sudah gobyos sehat,” kata Tuti yang hadir langsung dari Jakarta di tengah-tengah peserta.

Tuti mengingatkan, untuk remaja dan para calon pengantin, jangan sampai kekurangan sel darah merah atau anemia.

“Untuk remaja jangan suka mengkonsumsi makanan junkfood, siap saji terlalu sering. Nanti bisa mengganggu kesehatan,” pesan Tuti.

Agar tidak anemia, harus banyak mengkonsumsi sayuran bayam, sawi, brokoli, kacang-kacangan, ikan laut, daging, dan sebagainya.

Narasumber dari BKKBN Pusat, Sunarto, mengingatkan agar pasangan usia subur (PUS) mengikuti program Keluarga Berencana (KB) yang sudah disediakan secara gratis oleh pemerintah.

“Dengan mengikuti program KB, orangtua menjadi tenang, sehingga bisa merawat bayinya dengan maksimal. Dengan ketenangan dan penuh kasih sayang, anak-anak tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” kata Sunarto.

Generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas, memang harapan bangsa Indonesia menyambut tahun emas 2045. Tujuannya, agar generasi muda Indonesia mampu bersaing di kancah internasional.

“Semua harus kita persiapkan sejak dini, mulai sekarang,” ucap Sunarto.

Narasumber dari Dinas P3AKB Kabupaten Semarang, Nathalia Damayanti, untuk mengurangi angka stunting, para orangtua harus memperhatikan tumbuh kembang anak di usia seribu hari pertama kehidupan (HPK). Yaitu sejak bayi dalam kandungan, sampai anak usia 2 tahun.

“Itu tahun emas tumbuh kembang anak, jangan sampai orangtua salah urus, nanti rugi sendiri,” kata Nathalia.

Dalam seribu hari pertama kehidupan, kebutuhan gizi dan protein harus tercukupi. Bayi harus diberi ASI eksklusif sampai 6 bulan, dilanjut pemberian ASI sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI.

Dalam kesempatan tersebut, panitia membagikan doorprize menarik untuk peserta. Yaitu voucher belanja, setrika, magicom, kompor gas, dan lain-lain. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini