KENDAL(TERASMEDIA.ID)-Tak lama setelah dibukanya Pekan Raya Kendal(PRK) oleh Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki, terjadi sedikit keributan antara petugas keamanan dengan salah seorang pedagang mainan anak- anak di lokasi pedagang kaki lima, Selasa(23/7/2024).
Di tempat ini, pedagang berinisial PRG(57) warga Kelurahan Trompo dikejar oleh salah seorang petugas keamanan yang mengenakan rompi warna kuning.
Lelaki yang mengaku suruhan Rizki dan Idham itu, mengejar PRG, karena PRG berjualan keliling di area pedagang kaki lima yang sebagian besar sudah membayar retribusi kepada pihak panitia sebesar Rp 1, 5 juta untuk kontrak enam hari.
PRG mengaku, berjualan di dalam area stadion sejak pukul 10.15 WIB sebelum banyak petugas datang.
“Saya masuk area stadion sejak pagi sekitar pukul 10.30 WIB pak, sampai sore ini belum dapat duit. Tadi Masnya ini ngejar saya mau minta uang retribusi sebesar Rp 1, 5 juta, jika ingin berjualan di dalam stadion. Saya bilang, “Ndak punya duit sebanyak itu”, kata PRG.
Karena PRG ini tidak membayar retribusi, petugas keamanan yang mengenakan rompi kuning itu, meminta PRG keluar dari stadion.
Merasa dagangannya belum laku, PRG tidak mau keluar dan terus berjalan dengan menuntun sepedanya yang penuh dengan mainan anak- anak itu.
Karena menarik perhatian orang banyak, petugas keamanan yang mengenakan rompi warna kuning itu memanggil Rizki dan Idham.
Rizki dan Idham datang dan bersikukuh, karena PRG tidak membayar uang retribusi, PRG dimintanya keluar dari stadion tempat para PKL berjualan.
” Sudah Pak, bapak keluar saja, karena tidak membayar retribusi,” kata Idam.
Karena memang merasa tidak bisa membayar retribusi atau sewa lokasi, akhirnya PRG keluar dengan wajah memelas sambil menuntun sepedanya yang penuh dengan barang dangangan mainan anak- anak itu.
Sementara, salah satu pedagang lain berinisial Karjan(45) warga Kelurahan Ketapang sebenarnya mengaku keberatan dengan tarif Rp 1, 5 juta bagi pedagang kaki lima yang berjualan di dalam stadion dengan menempati lokasi yang dipasang tenda ukuran 2x 2 meter.
Menurutnya, jika sewa lokasi sebesar Rp 1, 5 juta untuk enam hari, sama halnya seharinya Rp 250 ribu.
“Itu kan mahal mas. Saya berjualan nasi kucing, teh manis, kopi manis dan rokok eceran. Kalau nanti ramai ndak apa- apa, tapi kalau sepi, apa saya ndak tekor,” kata Karjan.
Menurut Karjan, pada tahun sebelumnya, biasanya pedagang kaki lima hanya dimintai uang retribusi atau uang kebersihan per harinya Rp 10 ribu, namun tahun ini Rp 1, 5 juta untuk enam hari.
“Mahal banget mas,” ungkapnya.(Tim)