KENDAL(TERASMEDIA.ID)-Presiden Joko Widodo(Jokowi) meresmikan PT BTR New Energy yang meproduksi bahan anoda batre litium di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal(KEK),Rabu(07/08/2024).
Hadir pada acara ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Pj. Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Bupati Kendal Dico Ganinduto, dan Chairman BTR New Material Group He Xuequin.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya menyampaikan, khusus kawasan ekonomi ini, Indonesia sudah membangun 22 kawasan dari Aceh sampai Papua.
“Kami sampaikan, bahwa kawasan ekonomi khusus ini baru ada pada zaman Presiden Joko Widodo. Sebelumnya tidak ada, dan sampai semester pertama tahun ini, investasinya sudah 25,2 triliun serapan tenaga kerjanya 132.227 orang, dari KEK tersebut ada 12 lain-lain industri termasuk KEK Kendal.Batang pun juga akan dibuat KEK,”ungkap Airlangga Hartarto.
Airlangga Hartarto juga menyampaikan, dengan kehadiran KEK Kendal ini, kontribusinya terhadap pertumbuhan di Kendal 42% dan perkapita income di Kendal sudah 52 juta per tahun dengan pertumbuhan 8%.
Menurut Airlangga Hartarto, sejak ditetapkan di tahun 2019 KEK Kendal yang sebelumnya Kawasan Industri Park, saat ini sudah ada 105 pelaku industri yang masuk di kawasan ini dan investasinya sudah mencapai 55 triliun.
Airlangga menyebutkan, untuk mengembangkan KEK ini, lahan sebanyak 1000 hektar sudah hampir habis, sehingga akan ekspansi ke berikutnya yakni 1.200 hektar. Tentu tinggal fasilitas pelabuhannya juga harus diperlengkap agar logistiknya bisa berjalan dengan baik.
“Kendal berada di Pantura, memang menjadi penggerak ekonomi di pulau Jawa 57%. Dan ini menggerakan 50 juta jiwa dan kontribusinya 20%. Jadi luas Kawasan Industri Kendal ini keseluruhannya ada 306.000 yang masuk menjadi KEK ada 36.000 hektar dari kawasan industri 77.000 sehingga hampir separuhnya,”ujar Ailangga.
Airlangga menyampaikan, ada dua kawasan ekonomi di Jawa yang besar selain di Kendal, yaitu Gresik. Akan tetapi Gresik 81 triliun karena Gresik perusahaan yang masuk besar-besar, sementara Freeport sendiri 58 triliun.
Presiden Jokowi mengapresiasi peresmian pabrik tersebut sebagai langkah penting dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi pembangunan pabrik ini, sehingga rencana besar untuk membangun ekosistem mobil listrik yang terintegrasi dan kuat betul-betul satu per satu akan terealisasi,” kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan, bahwa rencana pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang telah diputuskan beberapa tahun lalu kini mulai menunjukkan hasil. Jokowi mengingatkan, meskipun terdapat tantangan awal seperti larangan ekspor nikel yang memicu pro dan kontra serta gugatan dari Uni Eropa, keputusan tersebut telah membuahkan hasil yang signifikan.
“Sekarang sudah 34 billion USD nilai dari ekspor nikel kita. Dari yang sebelumnya Rp33 triliun melompat menjadi kira-kira Rp510 triliun, lompatan yang sangat besar meskipun sekali lagi awal-awal banyak yang tidak setuju,” ujar Jokowi.
Jokowi juga menyoroti perkembangan industri smelter nikel dan bauksit di beberapa daerah di Tanah Air. Mulai dari smelter nikel dan turunannya di Morowali dan Weda Bay, smelter dari PT Freeport dan PT Amman di Sumbawa dan Gresik, hingga smelter bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
“Sehingga kalau semuanya jadi, sekali lagi ekosistemnya akan terbangun, kita akan bisa masuk ke global supply chain yang itu akan memberikan nilai tambah yang besar baik masalah rekrutmen tenaga kerja maupun terhadap pertumbuhan ekonomi kita,” ungkap Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi turut memuji kecepatan pembangunan pabrik tersebut yang hanya memakan waktu 10 bulan sejak penandatanganan di Beijing. Pabrik ini juga diharapkan mampu memproduksi 80 ribu ton material anoda per tahun pada tahap berikutnya, yang setara dengan 1,5 juta mobil listrik.
“Sangat besar sekali, apalagi kalau ditambah dengan 80 ribu ton produksi di industri ini, berarti akan menjadi 3 juta mobil listrik per tahunnya, sebuah jumlah yang sangat besar sehingga kita akan menjadi pemasok terbesar baik EV baterai maupun kendaraan listriknya,” ucap Jokowi.
Jokowi juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus membangun ekosistem kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi, serta memanfaatkan sumber daya lokal seperti nikel, kobalt, dan mangan.
“Melalui langkah ini, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisi dalam pasar baterai litium dan kendaraan listrik global,”tegasnya.(SPW)