BOYOLALI(TERASMEDIA.ID)- Untuk mencegah stunting, salah satu yang harus diperhatikan adalah remaja. Keluarga harus mengawasi, agar para remaja ini tidak kekurangan zat besi yang bisa menyebabkan anemia.
Bila remaja mengalami anemia, akan mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup mereka.
Agar tidak anemia, para remaja harus rajin mengkonsumsi zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Zat besi sangat banyak ditemukan pada sayuran hijau, daging merah, dan biji-bijian.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Boyolali, dr Ratri Sulvivalina dalam kegiatan Sosialisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Desa Ngampon, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (30/8/2024).
Menurut dr Ratri, para remaja yang menjadi ujung tombak menanggulangi resiko stunting, jangan sampai kekurangan zat besi yang akan mempengaruhi kesehatan mereka. Remaja harus banyak mengkonsumsi daun hijau, jangan suka makanan siap saji.
Hadir narasumber lainnya, Sri Rahayu Sekertaris Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Jawa Tengah dan Rahmad Handoyo anggota DPR-RI Komisi IX.
Ratri melanjutkan, untuk mencegah anemia, remaja juga harus mengkonsumsi telur, ikan, dan produk susu.
“Kita harus makan dengan gizi seimbang yaitu empat sehat. Untuk susunya sebagai tambahan saja. Karena untuk pemenuhan gizi, bisa kita dapatkan dari ikan,”ujar Ratri.
Di hadapan peserta sosialisasi, Rahmad Handoyo menekankan pentingnya menerapkan pola hidup sehat. Bagi warga yang berusia 40 tahun ke atas, harus mengurangi mengkonsumsi gula dan karbohidrat, serta banyak olahraga.
“Jadi orangtua jangan semaunya sendiri, kita harus mengontrol semua makanan yang kita konsumsi. Harus mengurangi gula dan karbohidrat. Agar apa? Agar kita sehat dan memberi contoh hidup sehat untuk anak cucu kita,” kata Rahmad Handoyo, politisi PDIP ini.
Dengan menerapkan pola hidup sehat untuk semua masyarakat, diharapkan kasus resiko stunting bisa ditekan. Sehingga banyak remaja yang sehat, cerdas, dan berkualitas menuju bonus demografi tahun emas 2045 yang akan datang.
Narasumber dari BKKBN Jawa Tengah, Sri Rahayu, lebih menekankan pada para calon pengantin yang harus memeriksakan diri tiga bulan sebelum hari pernikahan.
“Untuk mendapatkan keturunan yang baik, sperma yang dihasilkan juga harus baik, maaf ini bukan porno ya, ini kita sedang membahas kesehatan reproduksi,” jelas Sri Rahayu.
Sri Rahayu memaparkan hasil penelitian, bahwa sperma yang dihasilkan dari pria (calon pengantin) yang tidak merokok, kualitasnya lebih bagus bila dibandingkan pria merokok.
“Bila diumpamakan, jalannya sperma dari pria yang tidak merokok, jalannya lebih cepat menuju sel telur. Dengan sperma yang berkualitas, kita harapkan anak yang dikandung akan lebih sehat dan lahir menjadi anak yang berkualitas,” ucap Sri Rahayu.
Dirinya tidak melarang para calon pengantin harus berhenti merokok, namun harus dikurangi.
Untuk mencegah resiko stunting, memang diperlukan kerja sama yang baik antar semua pihak. Sejak remaja sampai calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, balita, dan seterusnya.
“Yang utama, para orangtua jangan sampai melupakan seribu hari pertama kehidupan dengan perhatian ekstra untuk pemenuhan gizi dan nutrisinya,” ungkap Sri Rahayu.
Hadir dalam kesempatan tersebut Camat Ampel, Hanung, Kades Ngampon, Jumali, anggota DPRD Boyolali, Indras dan Dwi.
Dalam kesempatan tersebut, panitia membagikan doorprize menarik untuk para peserta sosialisasi. Ada sepeda gunung, setrika listrik, jam dinding, voucher belanja, dan lain-lain.(Hasna)