WONOSOBO, TERASMEDIA.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, mengadakan webinar bersama dengan tema “Peran Ayah Dalam Pengasuhan”, di Dewani Resto and Cafe Wonosobo, Rabu(18/12/2024).
Webinar ini, menghadirkan beberapa narasumber, yakni Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Dyah Retno Sulistyowati, Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, dr Galih Herlambang RS PKU Muhamadiyah Wonosobo, dan Sukendar Ketua Garpu Perak Provinsi Jawa Tengah.
Para peserta offline sangat antusias, terbukti ada 150 peserta dari Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya. Peserta dari unsur kader, Genre dan keluarga yang memiliki balita.
Dalam webinar tersebut dipaparkan, akan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak.
Disebutkan, seorang Ayah tidak hanya bertugas mencari nafkah untuk keluarganya saja, namun juga berperan dalam pengasuhan anak.
“Yang harus bermain dengan anak, tidak hanya menjadi tanggungjawab ibu saja, juga masalah kedisiplinan anak, dukungan emosional, menjadi tugas Ibu dan Ayah,” kata Eka Sulistia Ediningsih.
Dengan pola pengasuhan anak tersebut, lanjut Eka, akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang sehat, dalam arti seimbang kesehatan fisik dan emosionalnya.
Menurut narasumber dokter Galih Herlambang dari RS PKU Muhamadiyah Wonosobo, pengasuhan Ayah untuk anaknya, terbagi dalam tiga komponen.
“Tiga komponen tersebut yaitu paternal engagement, aksesibilitas atau ketersediaan berinteraksi dengan anak, dan tanggungjawab serta peran dalam hal menyusun rencana pengasuhan anak,” kata dr Galih.
Keterlibatan Ayah dalam pengasuhan, tambah dr Galih, akan sangat besar manfaatnya dalam tumbuh kembang anak. Tentu saja keterlibatan yang hangat, penuh kasih sayang, mendorong anak untuk berkembang, dan hal positip lainnya.
Apa saja yang berkembang pada anak, saat Ayah terlibat langsung dalam pengasuhan?
Perkembangan kognitif akan terlihat pada bayi usia 6 bulan, mulai ada peningkatan signifikan pada usia satu tahun untuk fungsi kognitif.
Misalnya, dalam hal pemecahan masalah. Pada usia 3 tahun, anak bisa memiliki tingkat intelegensi lebih tinggi, bila dibandingkan tanpa melibatkan pengasuhan Ayah.
Dokter Galih melanjutkan, pola pengasuhan anak yang melibatkan Ayah, akan lebih komunikatif. Karena Ayah cenderung melemparkan komunikasi yang bersifat pertanyaan. Dengan begitu, anak lebih banyak dalam menggunakan kosa kata dan kalimat yang lebih variatif.
“Anak yang mendapatkan pengasuhan dari Ayah, akan menunjukkan prestasi akademik yang bagus,” kata dr Galih.
Dengan prestasi akademik yang bagus, anak akan tumbuh menjadi anak yang berkualitas, mencapai kesuksesan dalam berkarir, dan kesejahteraan psikologis.
“Ini sesuai cita-cita kita bersama, menciptakan generasi unggul, berkualitas, dan sehat, dalam menyambut Indonesia Emas Tahun 2045. Artinya, para Bapak dan Ayah harus mampu menjadi Ayah Teladan, Bapak Teladan untuk anak-anak generasi penerus,”ungkap dr Galih.
Narasumber lainnya, Sukendar selaku Ketua Garpu Perak Provinsi Jawa Tengah, sangat mendukung gerakan Ayah Teladan ini.
Garpu Perak yang bergerak menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak ini, terus mendorong kepada semua pihak terutama pria untuk tidak melakukan kekerasan dalam menyelesaikan masalah keluarga.
“Kasus kekerasan sering dan paling banyak dialami perempuan dan anak yang menjadi korban. Sehingga Garpu Perak Provinsi Jawa Tengah mengetuk hati para pria agar sadar tidak perlu melakukan kekerasan,” kata Sukendar.
Untuk mengubah perilaku atau meminimalisir kekerasan yang dilakukan pria yang harus mencari nafkah untuk keluarganya, maka pemerintah kini sudah menciptakan dan mendorong tumbuhnya UMKM untuk memperkuat perekonomian keluarga.(Hasna)