KLATEN(TERASMEDIA.ID)-Inilah satu-satunya warung yang paling sering mengadakan lomba makan thengkleng ndas wedus utuh tercepat.
Sejak dibuka tiga tahun lalu, pemilik warung Ahmad Juairi setiap tahun selalu mengadakan lomba makan tercepat.
Konsepnya, ada babak penyisihan dulu sebelum bertemu di grand final.
Mengapa Ahmad Juairi selaku owner selalu mengadakan lomba? Dan mengapa pula memilih menu andalan olahan ndas wedus?
“Ini bagian dari promosi warung kami, karena ternyata banyak yang kenal warung kami setelah ada berbagai lomba ini,” kata Ahmad Juairi, Minggu (22/12/2024).
Juairi memilih mengembangkan olahan ndas wedus, karena kompetitornya tidak begitu banyak. Terbukti, warung yang ia kelola, semakin hari semakin banyak peminatnya.
Setiap hari, tak kurang dari 50 porsi thengkleng ndas wedus utuh, habis terjual dalam waktu setengah hari atau sekitar pukul 13.00 WIB, belum lagi menu lainnya.
“Harga thengkleng ndas wedus baik utuh maupun sudah dicacah, harganya Rp 190 ribu, yang bisa dinikmati 4 orang,” kata Juairi.
Warung yang buka pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB ini, juga menyediakan menu sate, tongseng, dan gulai.
*Kuat Promosi di Medsos*
Dalam mengelola warung, Ahmad dibantu oleh Ghifari, putranya. Sebagai generasi milenial, tentu saja sadar betul bagaimana memanfaatkan promosi di medsos.
“Sambutan warga di medsos, Instagram dan Tiktok @thengklengndas.sorduren luar biasa, sampai jutaan pengunjungnya. Mereka aktif bertanya dan saya juga harus rajin membalas satu persatu,” kata Ghifari.
Dalam grand final yang berlangsung pada Minggu (22/12/2024) siang ini, pemenangnya Lian Men (36) warga Surabaya.
Dia harus bersaing dengan Fraka Zudiake (Klaten) dan Agung (Malang).
Dalam grand final yang berlangsung seru dan meriah ini, Lian Men berhasil menghabiskan olahan ndas wedus utuh seberat 1,3 kilogram , dalam waktu 1 menit 30 detik.
Disusul juara 2 Fraka dengan waktu 2 menit 2 detik dan juara 3 diraih Agung Iyanantono dengan waktu 2 menit 12 detik.
Babak lalu, pemenangnya Fraka dengan waktu 3 menit 25 detik.
Hari ini, Fraka tidak menyangka bakal bertemu Lian Man dan Agung di grand final ini. Sebab, keduanya sudah disebut master karena sering mengikuti lomba makan tingkat nasional.
“Sayapun belajar trik dari video-video Mas Lian dan Mas Agung, bagaimana cara makan cepat. Meskipun bukan juara 1, tapi saya berhasil memecahkan rekor untuk diri saya sendiri yaitu 2 menit 2 detik,” kata Fraka.
Lian sang juara tercepat, mengaku sangat bersyukur. Selesai dinyatakan sebagai yang tercepat, dirinya langsung sujud syukur.
“Alhamdulillah, saya bisa menang di grand final ini dalam waktu 1 menit 30 detik. Saya tidak menyangka bisa kurang dari 2 menit, karena di babak lalu, waktu saya 2 menit lebih. Mungkin saya lapar banget ya, sebelumnya saya puasa dulu,” ungkap Lian.
Lian mengaku sudah beberapa kali ikut lomba makan seperti makan mie di Pekanbaru, makan martabak, burger, seblak, semua lokasinya masih di Jawa Timur,” ujar Lian.
Para juara ini menerima piala dan hadiah uang tunai sebesar Rp 2 juta (juara 1), Rp 1 juta (juara 2) dan Rp 500.000 (juara 3).
Menurut owner, setiap tahun jumlah hadiah uang tunai akan dinaikkan sesuai jumlah tahun penyelenggaraan.
Salah seorang pengunjung, Budiyono asal Purwodadi, mengaku mengetahui warung olahan ndas wedus ini dari medsos. Kebetulan pula berbarengan ada lomba.
“Wah seru ini tadi, kok bisa makan kepala kambing utuh dalam waktu kurang dari 2 menit. Ngeri-ngeri sedap saya melihatnya tapi mantap,” ucap Budiyono memuji.
Budiyono mengaku jika ia datang bersama empat orang keluarganya, memesan 1 kepala utuh dan menu sate.(Hasna)