KLATEN, TERASMEDIA.ID– Membicarakan kekayaan kuliner di Klaten, Jawa Tengah, tidak bisa lepas dari camilan ampyang kacang.
Ya, camilan atau snack ini, salah satunya diproduksi oleh Lely Zubaidah (29), warga Dukuh Karang Kulon, Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Klaten.
Usaha ampyang ini sudah berusia 40 tahun, dirintis oleh orangtua Lely yaitu (almarhum) Mulyono dan Satirah.
Ampyang ini spesial karena dimasak dengan tungku bakar. Jadi, aromanya semakin sedap dan mantap.
Dalam sehari, Lely bisa memproduksi tiga kuintal produk ampyang. Namun bila mendekati hari Lebaran atau musim liburan, produksinya meningkat hingga dua kali lipat bahkan lebih.
“Hari normal biasanya hanya tiga kuintal produk ampyang, namun bila mendekati hari Lebaran seperti saat ini, bisa naik hingga enam kuintal bahkan lebih, tergantung permintaan pasar,” jelas Lely saat ditemui di rumah produksinya.
Bahan baku ampyang ini yaitu kacang tanah pilihan, campuran gula merah, gula pasir, dan jahe yang sudah ditumbuk. Sehingga banyak konsumen yang menamakan ampyang jahe.
Untuk memproduksi ampyang sebanyak itu, Lely dibantu 20 karyawan lebih. Semua berasal dari warga setempat.
Sehingga tidak berlebihan bila berkat usaha ini, Lely mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Para pekerjanya sebagian besar wanita yang sudah berumur, sehingga masih bisa produktif dan mandiri finansial.
Selain dipasarkan secara offline, Lely juga memanfaatkan marketplace, seiring perkembangan jaman.
Harganya cukup terjangkau yaitu Rp40.000 per kilogramnya.
Namun untuk online, harga bertambah karena untuk biaya packing dan pengiriman.
“Selain ada seller secara offline, pemasaran ampyang ini juga memanfaatkan marketplace. Konsumennya hampir dari seluruh kota Indonesia bahkan luar negeri,” ucap istri Haris Aditya ini.
Konsumen luar negeri ada yang berasal dari Malaysia, Singapura, Taiwan, Australia, Bangkok, dan lain-lain,” kata Lely.
Selain melayani pembelian ampyang, Lely yang memiliki beberapa toko oleh-oleh tersebut, juga melayani produk camilan yang lain.
Seperti aneka keripik dari usus, keripik pisang, emping melinjo berbagai varian, pangsit, kacang, paru, dan lain-lain.
Nah, berminat mengisi toples lebaran dengan ampyang jahe? Pesan sekarang ya?
Oh ya, yang menarik dari usaha ini, empat anak orangtuanya, semua mengembangkan usaha produksi oleh-oleh.
Kakak pertama, Windarto memproduksi pangsit, kakak kedua bernama Anik membuat onde-onde, dan kakak ketiga bernama Ana membuat roti dan bolu kering.(Hasna)