PURBALINGGA, TERASMEDIA.ID– Raden Ruli Adi, Tokoh Purbalingga yang juga pernah menduduki jabatan strategis di BUMN seperti Pertamina, PT KAI dan masih banyak lainnya ini mulai mengenal dan mencintai anggrek sekitar tahun 1990 yang lalu.
Raden Ruli Adi mengungkapkan, karena kecintaan terhadap angrek ini, ia bahkan sudah sampai ke Gunung Angrek terbesar di Indonesia yang berada di Kalimantan.
Raden Ruli Adi mengaku bahwa cita-cita utamanya adalah untuk membangun tempat yang berfokus pada pelestarian anggrek langka dan edukasi bagi para penghobi anggrek.
Di antara anggrek yang tumbuh di Pendopo Arya Penangsang, terdapat berbagai jenis anggrek langka yang dibanderol dari jutaan hingga puluhan juta rupiah per rumpun tanaman.
Meski nilai ekonominya tinggi, Ruli Adi menjelaskan bahwa visi dan misinya tidak berfokus pada komersialisasi, melainkan pada pelestarian dan pembudidayaan.
“Saya tidak ingin sekadar menanam anggrek, namun agar masyarakat memahami keindahan dan keunikan anggrek melalui edukasi. Ini bukan tentang berapa uang yang dihasilkan, tetapi tentang bagaimana kita melestarikannya agar Angrek tetap lestari,” ungkapnya.
Beragam koleksi anggrek langka, dari Anggrek Jungle Besi Papua hingga Capung Kapuas, Capung Jawa dan Capung Bali dengan segala variannya serta anggrek anggrek langka lainnya.
Dalam koleksi anggreknya, Raden Ruli memiliki berbagai spesies yang jarang ditemukan di alam bebas. Salah satu yang paling ia banggakan adalah Anggrek Jungle Besi Papua. Tanaman ini tidak hanya memiliki bentuk yang unik, tetapi juga keharuman bunga yang khas dan menawan serta batangnya yang super jumbo dan menjulang.
Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pelestarian anggrek langka, Ruli juga memiliki beberapa angrek hasil pengembangan kultur jaringan dan hibrid kritingan, angrek ini biasanya banyak disukai karena memiliki bunga yang warna warni.
“Menyaksikan tunas baru tumbuh adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya, karena tunas baru berarti satu langkah lebih dekat untuk menjaga kelestarian anggrek,” ungkapnya.
Eksperimen Full Sun Full Rain Mengembalikan Anggrek pada Habitat Asli
Dalam upaya pelestarian, Raden Ruli juga melakukan eksperimen dengan menanam anggrek-anggrek di area terbuka atau yang ia sebut sebagai “full sun Full Rain.”
Metode ini dirancang agar anggrek dapat menyesuaikan diri dengan kondisi alamiah mereka yang sebenarnya, seperti di hutan-hutan.
Raden Ruli menjelaskan bahwa anggrek yang dibiarkan tumbuh di bawah sinar matahari langsung dan hujan justru menunjukkan hasil yang baik, terutama untuk jenis-jenis yang memang berasal dari habitat terbuka.
“Kebanyakan orang berpikir anggrek hanya bisa hidup di tempat yang terjaga kelembabannya, tapi faktanya, banyak anggrek yang bisa bertahan dengan kondisi ekstrim jika memang dari asalnya begitu. Dengan cara ini, saya mencoba untuk lebih dekat dengan alam, mengembalikan anggrek ke habitat aslinya,” papar Raden Ruli.
Namun, metode ini tentu tidak tanpa risiko. Sebagian anggrek mengalami kerusakan daun atau batang karena eksposur sinar matahari yang berlebihan.
Meski demikian, ia tetap menjalankan metode ini sebagai eksperimen untuk membuktikan bahwa beberapa jenis anggrek mampu bertahan dalam kondisi alami tanpa perlindungan khusus.
Rencana untuk Membangun Pusat Wisata Anggrek Edukasi di Purbalingga
Dalam rencana jangka panjangnya, Ruli berencana memindahkan pusat edukasi dan pelestarian anggreknya ke Purbalingga, Jawa Tengah. Ia berharap proyek ini akan menjadi destinasi wisata edukasi bagi masyarakat umum, pelajar, dan penghobi anggrek.
Pusat ini nantinya diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang mendalam, mulai dari pengenalan jenis-jenis anggrek hingga teknik pembudidayaan dan pelestarian.
“Saya membayangkan nantinya masyarakat bisa datang dan belajar, melihat langsung proses budidaya dan pengembangan anggrek, dari cara merawat hingga teknik kultur jaringan. Dengan begitu, kita bisa membantu melestarikan anggrek sekaligus menumbuhkan minat masyarakat dalam merawat anggrek,” bebernya.
Kontribusi untuk Kelestarian Anggrek Indonesia
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman anggrek tertinggi di dunia, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian spesies-spesies anggrek yang hampir punah. Langkah yang diambil oleh Ruli ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pencinta tanaman hias lainnya untuk ikut serta dalam upaya pelestarian.
“Dengan membuat tempat wisata edukasi, kita tidak hanya berbicara tentang mempercantik halaman, tetapi juga tentang pelestarian dan masa depan anggrek Indonesia,” ucapnya
Suatu saat, Purbalingga juga tidak hanya menjadi surga bagi para pencinta anggrek, tetapi juga pusat pengetahuan dan pelestarian yang berperan penting dalam menjaga kekayaan alam Indonesia.
Menurut Ruli budidaya anggrek memiliki multy player effect yang luas, bahkan mulai dari pembolang atau hunter, hingga perajin pot, seller, dan pehobi secara umum. Multi player effect tersebut merupakan potensi besar yang dapat dikelola untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. (Ryon)