Dua orang warga sedang membersihkan eceng gondok di Rawa Jombor Klaten.(FOTO:TM/NN)

KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Klaten sebagai kawasan penyangga pangan nasional bakal disokong keberadaan air Rowo Jombor. Melalui program revitalisasi, rowo(Rawa) seluas 198 hektar ini, akan dikembalikan ke fungsi dasarnya sebagai infrastruktur irigasi guna menopang pasokan air lahan pertanian.

Hal tersebut ditandaskan Kepala Bidang(Kabid) Sumber Daya Air(SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang(DPUPR) Klaten Harjaka, di kantornya, Senin(14/06/2021).

Kawasan Rowo Jombor yang terletak di Desa Krakitan, Bayat, Klaten ini, direvitalisasi bertujuan untuk mengembalikan fungsi dasarnya yang sudah mengalami penurunan baik fungsi bangunan, ekonomi maupun sosial.

“Di sini, sangat tampak sekali penurunan fungsi bangunan dari waduk seperti yang dahulu sebagai fungsi irigasi dan pengendali banjir namun kini sudah bergeser ke fungsi lain. Sekarang Rowo Jombor menjadi obyek peternakan ikan karamba, warung apung dan wisata. Harapan ke depan, Rowo Jombor dikembalikan ke fungsi semula dengan revitalisasi” kata Harjaka.

Terkait kondisi terkini, Harjaka menerangkan, kalau kondisi Rowo Jombor saat ini sudah banyak mengalami sedimentasi. Faktor penyebabnya sangat banyak, salah satunya membusuknya enceng gondok.

“Kondisi rowo saat ini perlu perhatian serius. Pembusukan enceng gondok, warung apung dan karamba ditengarai menjadi faktor-faktor penting terjadinya sedimentasi dan menyebabkan elevasi atau berkurangnya cakupan luasan permuikaan air. Tentunya, juga pencemaran sampah dari air yang masuk ke rowo juga berdampak sedimen dan sampah yang luar biasa. Sehingga akan mempengaruhi volume tampungan waduk. Hal ini yang perlu dipahami masyarakat akan pentingnya revitalisasi,’’paparnya.
Sementara itu, penggiat sungai Arif Fuad Hidayat (38) warga Prambanan, Klaten, mengaku, kondisi Rowo Jombor sudah sangat tercemar. Faktor sedimentasi, sampah dan enceng gondok berkontribusi terhadap penurunan kualitas kehidupan hayati Rowo Jombor.

“Kami bersama relawan terus bergotong-royong membersihkan Rowo Jombor baik itu sampah atau enceng gondok. Gerakan kami adalah gerakan sosial saja atau kepedulian lingkungan. Kalau revitalisasi itu dikerjakan serius saya yakin nilai lingkungan, sosial dan ekonomi akan terangkat. Misalnya saja akan adanya taman kuliner Nyi Rakit di ujung timur Rowo Jombor. Saya yakin atas dukungan banyak pihak, rowo terbesar di Klaten ini bisa menjadi destinasi wisata andalan di Kabupaten Klaten. Saya dan teman-teman relawan sungai sangat mendukung program revitalisasi ini” harap Arif.

Revitalisasi Rowo Jombor Klaten tahap kedua ini sendiri menelan anggaran Rp 50 milyar bersumber dari APBN melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo . Proyek akan diprioritas pada penguatan bendungan, fasilitas pedistrian jogging track, penataan lingkungan termasuk warung apung dan keramba.(NN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini