Suasana bersih- bersih sungai yang melintang di tengah kota Purwokerto.(FOTO:TM/H-03)

BANYUMAS(TERASMEDIA.ID)-Dalam rangka menyambut Hari Bakti Pekerjaan Umun(PU) ke- 76 dan Hari KORPRI ke- 50, Balai PSDA Serayu Citanduy melakukan kegiatan bersih- bersih Sungai Bendung Banjaran II dan Sungai Kranji yang membelah pusat kota Purwokerto, Jumat(26/11/2021).

Kegiatan ini diikuti sekitar 250 orang terdiri dari seluruh komponen staff dan koordinator kelompok lapangan Balai PSDA Serayu Citanduy, Dinas PU Kab Banyumas, DLH Kab Banyumas, Cabang Dinas Kehutanan wilayah VI dan X Provinsi Jawa Tengah, Forkopincam Purwokerto Timur, PMI dan masyarakat peduli Sungai Serayu (Formas PSDA Serayu), Masyarakat Peduli Sungai Kranji, Forum Relawan Lintas Organisasi Banyumas (FORTASI) dan Mapala Unsoed.

Acara dimulai dari pukul 07.00 dan dibuka oleh Kabid Drainase dan Jasa Konstruksi DPU Kab Banyumas, Ari Sukraningrum. Dari kegiatan bersih- bersih sungai ini, terkumpul sampah sebanyak tiga truck.

Koordinator acara Kasi Dalguna Balai PSDA Serayu Citanduy, Nova Ambar S, mengatakan, Hari Bakti Pekerjaan Umum(PU) merupakan sejarah yang harus selalu diingat dan dikenang oleh masyarakat khususnya insan Pekerjaan Umum, dimana pada tanggal 3 Desember 1945 telah gugur tujuh orang staff PU yang berjuang mempertahankan Markas Departemen Pekerjaan Umum di Gedung Sate kota Bandung.

Untuk itu seluruh jajaran PU secara nasional khususnya Balai PSDA Serayu Citanduy memperingati pada setiap tahunnya.

Tema Hari Bakti PU tahun 2021 adalah “Dengan Semangat Proklamasi Kita Berprestasi untuk Menghasilkan Infrastruktur Terbaik Sesuai dengan Amanat Kepada Kementrian PUPR Sebagai Bentuk Bakti Kepada Negeri”.

“Kami sangat berterimakasih kepada seluruh komponen yang telah mendukung suksesnya acara ini,” katanya.

Eddy Wahono selaku ketua Forum Masyarakat Serayu dan Pembina Fortasi mengatakan, acara bersih- bersih sungai sebaiknya jangan hanya diadakan secara seremonial saja, namun harus berkelanjutan karena dibutuhkan peran dinas selaku fasilitator dan motivator kepada masyarakat khususnya yang ada di tepi sungai.

“Ditengarai kerusakan sungai terutama kwalitas air sungai dari tahun ke tahun semakin menurun, Khususnya sungai di wilayah perkotaan. Akibat dari ulah masyarakat yang tidak memelihara kelestarian sungai, sungai masih dijadikan tempat pembuangan sampah,”papar Eddy Wahono.

Menurut Eddy Wahono, alih fungsi lahan di hulu sungai yang semakin tidak terkendali, karena berkurangnya daerah resapan, penyempitan sungai akibat bangunan yang didirikan oleh masyarakat yang tidak mematuhi kaidah aturan.

Karena sekarang sudah mulai memasuki musim penghujan, lanjut Eddy Wahono, diharapkan dinas segera mendata dan melaksanakan langkah-langkah teknis pencegahan untuk meminimalisir dampak banjir, pada drainase perkotaan dan sungai yang retensi banjir seperti kali bener.

“Untuk itu, saya minta sekiranya perlu dibentuk tim pengawasan terpadu,”pintanya.(H-03)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini