Sebelum dikhitan, anak- anak diajak foto bersama.(TM/Han)

SEMARANG(TERASMEDIA.ID)– Dampak pandemi Covid-19 bagi masyarakat Indonesia masih terasa hingga saat ini. Banyak kepala keluarga yang belum mendapatkan pekerjaan pengganti, setelah sempat dirumahkan oleh perusahaan.

Hal itu membuat para orangtua kesulitan untuk membiayai kebutuhan hidup salah satunya khitan bagi anaknya. Maka dari itu, atas permintaan dari masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Semarang, Ikatan Alumni Ma’Had Assalaam, dan Klinik Pratama LC Medika menyelenggarakan khitanan massal.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr Mochamad Abdul Hakam, mengatakan kegiatan khitanan massal ini untuk membantu anak-anak yang ada di panti asuhan maupun anak dari keluarga dhuafa.

“Tidak semua orangtua mampu membiayai anaknya untuk khitan. Maka kami memfasilitasi para anak-anak ini untuk bisa khitan gratis. Kita tahu di Kota Semarang ini banyak panti asuhan. Adapun pandemi juga membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya. Maka kegiatan ini akan sangat bermanfaat sekali,” paparnya.

Dalam kegiatan khitanan massal ini, ada sebanyak 87 anak yang mengikuti. Untuk mengurai kerumunan, panitia pun membaginya dalam dua shift.

“Sebelum siang ada 40 anak yang akan dikhitan dahulu. Sisanya setelah jam 12. Kalau semua bareng nanti kasihan yang lain nunggu terlalu lama. Apalagi ini masih pandemi jadi diurai biar tidak ada kerumunan yang berlebihan,” ujarnya.

Khitanan massal ini tidak hanya bentuk kepedulian dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, Ikatan Alumni Ma’Had Assalaam, dan Klinik Pratama LC Medika saja. Melainkan juga untuk mengurangi penyakit infeksi saluran kencing.

“Manfaat sunat itu untuk kesehatan baik. Karena bisa meminimalisir risiko infeksi saluran kencing. Ketika si anak sudah cukup usia untuk dikhitan, maka lebih baik lakukan sebelum terlambat,” ucapnya.

Tahun depan, Dinas Kesehatan Kota Semarang berencana akan mengadakan kegiatan khitanan massal sekaligus vaksinasi. Namun pihaknya masih menunggu regulasi dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 kepada anak usia lima tahun ke atas.

“Saat ini usia minimal yakni 12 tahun. Tahun depan semoga anak di atas lima tahun sudah dibolehkan vaksin. Sehingga nanti ada kegiatan sunat massal sekaligus vaksin. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kota Semarang, capaian vaksin pertama sudah menyentuh angka 110 persen dan vaksin kedua sudah 98 persen,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Alumni Ma’Had Assalaam (Ikmas) Semarang, Arif Mustafirin, mengatakan pihaknya dalam satu tahun memiliki target melakukan khitanan massal untuk 5.000 anak.

“Ikmas itu anggotanya di Kota Semarang ada sekitar 600 orang. Kami mendidik anak-anak panti asuhan untuk menjadi wirausaha. Sedangkan khitanan massal ini merupakan salah satu kegiatan kami. Kebetulan pemilik Klinik Pratama LC Medika juga alumni Ikmas,” tuturnya.

Ikmas sendiri memiliki kegiatan utama yakni memberdayakan anak dari panti asuhan, supaya bisa menjadi generasi penerus yang memiliki kemampuan di bidangnya.

“Ini salah satu kegiatan amal jariyah bagi kami. Semoga dengan adanya sunat massal ini, bisa sedikit meringankan beban masyarakat. Terlebih untuk mengurangi munculnya penyakit infeksi saluran kencing,” tuturnya.

Di lain pihak, Fajar Hidayat, satu di antara peserta sunat massal mengatakan senang bisa difasilitasi sunat gratis. Bahkan, dirinya sempat diberi hadiah dan uang tunai untuk dibawa pulang.

“Nggak sakit dan nggak terasa apa-apa. Saya bukan dari panti asuhan. Tapi yang daftarin tadi bapak. Rumah saya di daerah Mrican Semarang. Habis khitan tadi juga dikasih bingkisan, tapi tidak tahu isinya apa,” pungkasnya.(Han)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini