Bripka Dwi Santoso saat berdiri di dekat Pagupon yang baru dibangunnya.(FOTO:TM/SL)

SRAGEN(TERASMEDIA.ID)-Jebakan tikus dengan aliran listrik di area persawahan yang sudah merenggut banyak nyawa orang di Kabupaten Sragen, sejak tahun 2020 lalu, memantik hati anggota Polres Sragen, Bripka Dwi Santoso.

Sebagai anggota Bhabinkamtibmas Desa Pengkol, Bripka Dwi Santoso tergerak untuk membantu pemerintah desa dalam menyikapi permasalahan yang kini di hadapi para petani.

Berawal dari Permasalahan hama tikus yang menyerang tanaman padi di wilayah Desa Pengkol, Kecamatan Tanon, Sragen, hingga merenggut nyawa salah satu perangkat desa akibat jebakan tikus listrik beberapa bulan yang lalu, Bripka Dwi bersama Pemerintah Desa Pengkol rela patungan atau iuran membuat pagupon untuk dipasang di area persawahan.

“Pendirian pagupon untuk rumah singgah burung hantu jenis Tito Alba, cara ini prosesnya jangka panjang dan tidak membahayakan nyawa orang serta ramah lingkungan,” kata Bripka Dwi Santoso,”Selasa(11/01/2022).

Bripka Dwi Santosa mengaku, serangan tikus ini dinilai sangat meresahkan bagi petani. Beberapa upaya pengendalian tikus yang dilakukan kelompok tani seperti teknik emposan, bahkan sampai nekat menggunakan jebakan (setrum tikus listrik), namun, hal tersebut masih kurang maksimal.

“Hama tikus ini karena terputusnya mata rantai makanan di alam. Pemanfaatan burung hantu liar sebagai pembasmi alami akan terganggu jika ada jebakan listrik karena gemerlap lampu,” ujarnya.

Menurut Bripka Dwi Santoso, saat ini model pembuatan pagupon yang ia buat ini, di kawasan Kebayanan Satu kini menjadi pilot project sebagai pengendalian hama tikus yang tidak berisiko. Sehingga pihaknya akan mengembangkan pemasangan pagupon ke wilayah lain.

Sementara itu, Sekretaris Desa Pengkol, Heri Puwanto mengapresiasi Bripka Dwi Santoso yang saat ini juga sebagai Bhabinkabtimas Desa Pengkol atas inovasi dan kepedulian menjaga populasi burung hantu liar untuk membantu petani dalam menekan hama tikus.

“Ide pak Dwi sangat luar biasa. Saat ini terbukti di wilayah Kebayanan Satu. Sebetulnya rencana pemerintah desa bersama pak Dwi itu sudah lama. Namun ketika akan memulai rencana itu, tidak disangka sebelumnya, satu perangkat desa kita menjadi korban jebakan tikus,” papar Sekdes Pengkol Heri Puwanto.

Heri Puwanto mengaku, pihaknya bersama Bhabinkabtimas kedepan akan terus mendorong pendirian pagupon untuk menekan populasi hama tikus sehingga hasil panen padi milik petani bisa bagus.

“Saya mengimbau kepada masyarakat khusunya Desa Pengkol, untuk tidak memasang jebakan tikus dengan listrik, agar tidak membawa korban lagi,”pintanya. ( SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini