BLORA(TERASMEDIA.ID)-Sosok Aipda Adi Tri Sukmoro, yang sehari hari menjabat sebagai Kepala Jaga (Ka Jaga) Sat Samapta Polres Blora Polda, adalah seorang petugas kepolisian yang dikenal tegas dan disiplin dalam melaksanakan tugas.

Berdinas di Sat Samapta yang berseragam dinas lengkap dan bersentuhan langsung dengan masyarakat tentunya dalam patroli dan penjagaan dirinya harus jaga sikap tampang dan berwibawa.

Tak jarang ia menampilkan wajah gagah dan sangar kala menjalankan tugas apalagi saat membawa senjata laras panjang dalam patroli kepolisian.

Namun siapa sangka, dibalik kegagahannya sebagai seorang anggota Polri, saat berada dilingkungan tempat tinggalnya ia menjadi sosok seorang guru mengaji.

Bahkan boleh dikatakan ia adalah pendiri atau ketua dari sebuah sekolah ngaji yang disebut TPQ Nurul Quran di wilayah Kelurahan Bangkle RT 04 RW 05.

Tak hanya mengaji saja bahkan ia di bantu oleh istrinya Siti Mustrianawati, bersama tujuh guru ngaji lainnya juga mendakwahkan Islam melalui padepokannya yang dinamakan Padepokan Alab- alab Sabrang Lor.

Kegiatan mengaji di Padepokan Alab- alab Sabrang Lor dilakukan setiap hari. Adapun kegiatan dimulai dengan ibadah Shalat Ashar berjamaah yang digelar di Mushola dekat rumahnya dan Aipda Adi Tri sebagai imamnya.

Kemudian setelah Shalat berjamaah dilanjutkan dengan sekolah mengaji yang dilaksanakan di Mushala dan tempat mengaji di rumahnya.

Aipda Adi Tri Sukmoro menceritakan bahwa awal mula ia mendirikan sekolah mengaji adalah saat melihat lingkungan disekitar tempat tinggalnya lokasinya jauh dari sekolah mengaji atau madrasah. Dari itulah sedikit demi sedikit ia mulai mengajari mengaji anak- anak dan remaja warga sekitar tempat tinggalnya.

“Berawal dari itulah saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan. Dulu hanya mengajari mengaji sedikit anak- anak. Dan Alhamdulilah masyarakat sekitar sini mendukung. Akhirnya kami buka sekolah mengaji di sini,” kata Aipda Adi Tri.

Aipda Adi Tri membeberkan, bahwa awal perjuangan mendirikan sekolah mengaji tidaklah mudah. Dimana selain keterbatasan anggaran yang menjadi masalah adalah keterbatasan tempat dan sarana.

“Pada awal- awal ingin mendapat murid banyak, namun setelah banyak anak-anak yang ikut mengaji malah bingung. Tempatnya nggak ada sarana juga kurang, tapi Alhamdulilah istri saya mendukung dan ada beberapa teman yang ikut menjadi guru mengaji disini,” ujarnya.

Kemudian sarana dan prasarana yang ia dapatkan, Aipda Adi Tri menyampaikan bahwa ada bantuan dari para donatur seperti dari rekan rekan Polres Blora dan dari warga umum serta dermawan lainnya.

“Dengan doa dan perjuangan serta dukungan dari keluarga dan teman teman akhirnya padepokan ini bisa berkembang. Dan saat ini sudah mempunyai 90 santri,” jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini sudah ada empat kelas yang belajar mengaji di Padepokan Aipda Adi Tri. Mulai dari kelompok santri usia anak TK dan Paud, SD, hingga usia SMP dan setiap hari Jumat Khusus kelas mengaji ibu- ibu.

Dalam kegiatan sekolah mengaji, ia tidak menentukan biaya bagi para santri yang biasa dilakukan adalah pembayaran infaq sebesar 10 ribu rupiah setiap bulannya, itupun tidak diwajibkan.

“Lillahi ta’ala. Alhamdulilah atas izin Allah kegiatan mengaji di sini bisa berjalan lancar. Namun demikian tentunya kami tidak akan menolak jika ada dermawan yang ikut berdonasi untuk keperluan kegiatan mengaji di sini,” paparnya.

Terpisah, Kasat Samapta Polres Blora AKP Kusnio, SE selaku atasan dari Aipda Adi Tri Sukmoro menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh anggotanya patut didukung.

“Yang dilakukan oleh Aipda Adi Tri sudah bagus, apalagi bisa berbagi ilmu kepada anak- anak dilingkunganya. Alhamdulilah sampai saat ini ia selalu disiplin dalam melaksanakan tugas. Saat jam dinas ia bertugas dan setelah sore hari jam dinas selesai, ia menjadi guru ngaji,” tutur Kasat Samapta Polres Blora.(MGN-11)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini