KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Bagi para pelajar SMA yang tahun ini akan lulus dan masih bingung mau melanjutkan kuliah di mana, ini ada referensi kampus Politehnik Manufaktur (Polman) Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Di Polman Ceper ini, para mahasiswa akan digembleng menjadi tenaga profesional di bidangnya.

Hal tersebut dikatakan Dosen Penerimaan Mahasiswa Baru Polman Ceper, Tri Daryanto, Senin(03/04/2023).

Menurut Tri Daryanto, di Polman Ceper ada tiga program studi, yaitu Program Studi D3 Pengecoran Logam, D3 Manajemen Industri, dan S1/D4 Teknologi Rekayasa Perancangan Manufaktur.

“Bagi calon mahasiswa baru yang sudah mendaftar (meskipun belum lulus) dan sudah membayar 50 persen uang muka, akan menerima satu buah laptop,”kata Tri Daryanto.

Program pembagian laptop gratis ini, berlaku untuk periode pendaftaran dan pembayaran di bulan April dan Mei. Dan berlaku untuk semua Program Studi (Prodi).

“Jadi, calon mahasiswa baru yang telah mendaftar atau registrasi, serta membayar minimal 50 persen dari total biaya masuk Polman Ceper, akan mendapat laptop gratis. Pendaftaran mahasiswa baru Polman Ceper telah dimulai dari 1 Desember 2022 sampai 3 September 2023,” ujar Tri Daryanto.

Telah membayar sebesar 50 persen di sini maksudnya sekitar Rp 9-10 juta. Namun semua itu akan kembali lagi kepada mahasiswa.

“Uang pangkal atau uang muka ini nanti tetap kembali untuk mahasiswa, karena sudah termasuk laptop, seragam, bahan untuk praktek, dan lain-lain,” ucap Tri Daryanto.

Tri Daryanto menyampaikan, Polman Ceper sudah berdiri sejak tahun 2003. Awalnya, hanya membuka Prodi Teknik Pengecoran Logam sebagai basic. Namun seiring berjalannya waktu, berkembang menjadi tiga prodi.

Sistem perkuliahan di Polman Ceper ini, menurut Tri Daryanto yang juga Kepala Bidang Akademik ini, berbasis pada pendidikan industri atau Industrial Based Education. Kegiatannya 70 persen praktek, dan 30 persen teori.

“Di tingkat 3, mahasiswa akan praktek di industri sekitar Ceper. Kemudian di tingkat 3, mahasiswa akan magang di industri-industri besar yang ada di wilayah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi) atau di Jawa Timur,” jelas Tri Daryanto.

Setiap angkatan, jumlah mahasiswa sekitar 48 orang. Tidak hanya berasal dari Klaten saja, namun ada juga yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya.

“Kalau mahasiswa yang sudah lulus sampai saat ini sudah ada sekitar 500 orang. Alumni pengecoran logam sudah banyak. Mereka tersebar di industri-industri besar di Indonesia. Dan bahkan, ada juga yang bekerja di luar negeri seperti di Jepang, Hongaria, dan lainnya,” ungkap Tri Daryanto.

Tri Daryanto mengemukakan, permintaan tenaga kerja dari lulusan Polman Ceper ini sungguh luar biasa.

“Alhamdulillah, tahun kemarin, ada mahasiswa dalam posisi magang sudah direkrut industri. Ada sebanyak tiga orang. Itu yang merekrut juga perusahaan-perusahan besar. Dari Bakrie, Kopal, dan sebagainya. Mahasiswa yang magang di Bakrie ini sekarang sudah jadi karyawan. Padahal posisinya masih jadi mahasiswa (Polman), dan harus menyelesaikan kuliahnya dulu,” papar Tri Daryanto.

Tri Daryanto menerangkan, keberadaan Polman Ceper telah memberikan dampak positif bagi industri cor logam di sekitarnya. Misalnya dalam hal penggunaan tanur untuk peleburan logam.

“Pada awalnya tanur di sini menggunakan kokas atau kupola. Tetapi setelah Polman Ceper berdiri, jumlah tanur induksi di sini ada sekitar 10 unit. Dan sekarang, sudah ada 44 tanur induksi yang dihasilkan dari sini (Polman ceper). Istilahnya, mereka lebih percaya diri menggunakan tanur induksi. Karena tanur induksi ini memerlukan skill yang berbeda, menggunakan listrik dan juga memerlukan prosedur,” beber Tri Daryanto.

Para mahasiswa di sini rata-rata mengaku senang karena sistem perkuliahannya yang banyak prakteknya. Salah seorang mahasiswi, Dinda Tania, mengaku sangat tertarik dengan gambar dan desain, sehingga ia mengambil jurusan Teknologi Rekayasa Perancangan Manufaktur.

“Awalnya di SMK saya ambil Akuntansi, sebetulnya saya kurang tertarik. Saya memutuskan kuliah di sini karena sesuai dengan minat saya yang menyukai gambar dan desain, sehingga saya mengambil prodi tehnologi rekayasa,” kata Dinda Tania, mahasiswi berkacamata ini.

Mahasiswa lain, Adi Bagas, setali tiga uang. Ia memilih kuliah di Polman karena banyak prakteknya.

“Dengan banyak praktek, mahasiswa lebih cepat menguasai. Keluar dari sini, pasti banyak yang mau menerima kerja, tidak menjadi pengangguran dulu,” ujar Bagas.

Sejumlah karya telah dihasilkan Polman Ceper seperti aneka mesin dan peralatan dari cor logam, bodi traktor, penekan rem untuk kereta api, dan lain-lain. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini