Rnggota DPR RI Komisi IX Rahmad Handoyo, sedang sosialisasi.(FOTO:TM/ Hasna)

KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Sosialisasi Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja kembali dilaksanakan oleh BKKBN Jawa Tengah dan anggota Komisi IX DPR RI.

Kali ini sasarannya warga Desa Kemalang dan sekitarnya, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (23/10/2023).

Hadir sebagai narasumber, Rahmad Handoyo anggota DPR RI Komisi IX, Perwakilan dari BKKBN Jateng, Nasri Yatiningsih, Kepala Dissos P3AKB Klaten, Much Nasir.

Di hadapan peserta sosialisasi, Rahmad Handoyo kembali menegaskan akan arti pentingnya menjalani pola hidup sehat dini.
Untuk keluarga yang masih mempunyai bayi, pemberian asupan gizi dan nutrisi harus diperhatikan betul.

Apabila pengasuhan anak dititipkan kepada pembantu atau nenek, harus diberi penjelasan agar tidak sembarang memberi makanan kepada anak.


“Anak jangan dimanja dengan memberikan semua makanan dan minuman yang diinginkan. Karena jaman sekarang, minuman itu beraneka ragam, ada yang memakai bahan kimia, pengawet maupun kandungan gula yang tinggi. Harus hati-hati,” ujar Rahmad Handoyo, politisi dari Dapil V (Sukoharjo, Solo, Boyolali, Klaten) ini.

Menurut Rahmat Handoyo, anak beresiko stunting, bisa terjadi karena disebabkan pola asuh bayi yang salah. Sehingga selama seribu hari pertama kehidupan (HPK), pola asuh harus ketat, tidak boleh ujicoba.

Narasumber dari BKKBN Jateng, Nasri Yatiningsih menambahkan, selain pemberian makanan yang sehat pada bayi dan anak, lingkungan sekitar dan sanitasi harus diperhatikan.

Nasri menjelaskan, sanitasi dan lingkungan yang kotor, bisa menyebabkan anak diare.

“Pemberian makanan bergizi sudah, tapi kalau lingkungan dan sanitasinya kotor, ya sama saja bohong, karena sanitasi yang kotor bisa menyebabkan diare,” kata Ketua Tim Pokja Adovaksi Penggerakan dan Administrasi (Admin) BKKBN Jateng, Nasri Yatiningsih.

Selain memperhatikan sanitasi dan lingkungan, Nasri juga berharap para calon pengantin yang berasal dari Kecamatan Kemalang, harus memeriksakan diri tiga bulan sebelum hari H pernikahan.

Supaya apa? Apabila saat pemeriksaan ditemukan kesehatannya yang terganggu, bisa segera ditangani oleh dokter atau tim medis lainnya.

“Saya minta tolong, agar para orangtua mengingatkan anak-anaknya yang akan menikah, untuk tidak mengutamakan prewedding-nya. Namun harus mengutamakan memeriksakan kesehatannya, sanggup bapak ibu?” ucap Nasri.

Much Nasir dari Dissos P3AKB Klaten, menekankan empat hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat.

Para calon pengantin harus memeriksakan kesehatannya, ibu hamil harus cukup asupan gizi dan nutrisinya, harus rutin cek kesehatan, tidak boleh stress, tidak boleh anemia.

Para orangtua yang mempunyai bayi di bawah dua tahun, harus memberikan susu eksklusif selama enam bulan dan terus memberi ASI dengan makanan tambahan sampai usia dua tahun.

Setelah itu, harus mengatur jarak kehamilan setidaknya tiga tahun, dengan mengikuti program KB.

“Semoga kegiatan sosialisasi ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga bonus demografi yang akan datang pada tahun 2045, Indonesia mempunyai generasi muda yang cerdas dan sehat,” ujar Much Nasir.

Kades Kemalang, Didit Adiantoro mengakui, di desanya masih ada sekitar 14 anak beresiko stunting. Berbagai upaya kerja sama telah dilakukan untuk menurunkannya.

“Dulu ada 36 anak, sekarang sudah turun menjadi 14 anak. Itu berkat kerja keras kita semua,” ucap Didit.

Dalam kesempatan tersebut, panitia menyediakan doorprize menarik yaitu voucher belanja, kompor gas, sepeda gunung, dan lain-lain.(Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini