KLATEN(TERASMEDIA.ID)- Banyak masyarakat yang tidak tahu, kalau setiap tanggal 10 Mei adalah Peringatan World Lupus Day atau Hari Lupus Sedunia.
Di Klaten, Jawa Tengah, Komunitas Orang Dengan Lupus (Odapus) Klaten merayakannya dengan menggelar bakti sosial berupa cek kesehatan gratis untuk umum dan menerima konsultasi seputar penyakit lupus serta memberikan edukasi.
Aksi humanis ini berlangsung di car free day tepatnya di Depan Kantor KPU Klaten, Minggu (19/5/2024).
Baksos digelar sejak pukul 06.00 sampai selesai.
Animo masyarakat terhadap pengecekan penyakit lupus, sangat tinggi. Terbukti, sejak stand baksos dibuka, puluhan warga yang sedang berjalan santai, ramai memanfaatkan kesempatan ini.
Ada yang sekedar cek kesehatan saja. Namun ada pula yang antusias berkonsultasi dan ingin lebih tahu apa itu penyakit lupus.
Salah seorang lelaki, Totok Sugiyono (50) warga Wonosari, Klaten, mengaku tertarik dengan aksi humanis ini. Sambil olahraga, sekalian dirinya mampir cek kesehatan.
“Baru kali ini saya tahu ada aksi humanis dan cukup edukatif mengenai penyakit lupus. Saya mampir untuk cek kesehatan dan mencari tahu apa itu lupus,” kata Totok.
Menurut Henny Megasari, inisiator Komunitas Lupus Klaten, saat ini Odapus (orang dengan lupus) yang sudah tergabung sebanyak 45 orang yang berasal hampir dari semua kecamatan yang ada di Klaten.
Dengan bergabung dalam Komunitas Odapus Klaten, kemudahan yang didapat antara lain bisa berkonsultasi lebih intens, ada pendampingan dalam bentuk home care atau hospital visit, menguatkan mental odapus, ada edukasi kesehatan, dan lain-lain.
Menurut literasi, penyakit lupus (systemic lupus erythematosus) itu salah satu jenis penyakit autoimun kronik yang dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh yang jumlahnya berlebihan, sehingga hiperaktif menyerang berbagai organ tubuh yang lemah.
Lupus juga sering disebut sebagai penyakit seribu wajah sang peniru ulung karena gejala yang muncul menyerupai penyakit lain.
Henny sendiri mengakui dirinya juga odapus. Dirinya terserang penyakit lupus sejak usia 23 tahun sampai sekarang usia 40 tahun.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, Henny mengaku selalu mengkonsumsi obat secara teratur sampai sekarang.
“Banyak odapus yang down mentalnya dan mengurung diri dalam kamar karena banyak yang berubah dalam dirinya. Ada bercak di kulit wajah, rambut rontok, berat badan berkurang, dan gejala lainnya. Pada intinya, kami para odapus harus membuka diri untuk penyembuhan, untuk bisa beraktifitas secara normal tanpa tertekan, itu dulu yang kami lakukan,” kata Henny.
Setelah bisa menerima kondisi diri sendiri, langkah selanjutnya, odapus bisa menjaga pola hidup sehat, rajin minum obat dalam jangka panjang, dan tidak boleh stress.
“Dulu saya mengalami gampang lemes, persendian sakit, anemia berat sehingga saya sering transfusi darah, rambut rontok. Dulu saya mengira asam urat karena saya pernah mengalami tidak bisa jalan, badan saya juga kurus sekali, ternyata saya terserang lupus,” kata Henny mengenang.
Komunitas Odapus Klaten ini, dibawah naungan Yayasan Tittasari Solo yang beralamat di Kepatihan Wetan, Jebres.
Dalam kegiatan Minggu pagi tadi, founder yayasan, Winjani Prita Dewi juga ikut hadir memberi semangat dan mengedukasi masyarakat.
“Dengan adanya kegiatan ini, semoga bisa bermanfaat bagi banyak orang. Buat masyarakat yang belum tahu apa itu lupus, apa itu komunitas beautiful butterfly, dengan adanya kegiatan pagi ini, kami bisa lebih dekat dengan masyarakat,” kata wanita yang biasa disapa Prita ini.
Prita dan juga relawan lain, berharap para odapus bisa bergabung dalam komunitas agar bisa mendapatkan motivasi dan dukungan dari teman yang lain.
“Di yayasan Tittasari, odapus yang sudah terdata ada 200an lebih, yang belum terdata di luar sana, saya yakin lebih banyak,” kata Prita.
Untuk odapus di Klaten yang ingin bergabung dalam komunitas beautiful butterfly ini, bisa datang langsung ke Komunitas Odapus Klaten yang beralamat di depan Balaidesa Gumulan, Klaten Utara, Klaten.(Hasna)