SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)– Dalam rangka menyukseskan gerakan cegah stunting, salah satunya harus memperhatikan ibu hamil. Namun sayangnya, masih ada mitos di tengah masyarakat, yang merugikan ibu hamil (bumil).
Demikian dijelaskan narasumber dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng, Nasri Yatiningsih, dalam kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja, di Desa Lorog, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (11/8/2024).
Hadir narasumber lainnya yaitu Rahmad Handoyo, anggota DPR-RI Komisi IX dan Yudianta dari Dinas P3AKB Kabupaten Sukoharjo.
Nasri melanjutkan, mitos yang tidak rasional atau justru merugikan kesehatan ibu hamil, sebaiknya tidak diikuti.
Nasri mencontohkan, ada mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil tidak boleh tidur siang, tidak boleh makan udang biar bayinya tidak mlungker, dan lain-lain.
“Mitos di tengah masyarakat itu masih ada, jangan dipercaya seratus persen. Kita harus pandai-pandai menyaring informasi yang masuk,” kata Nasri di hadapan 300 peserta sosialisasi.
Ibu hamil sebagai ujung tombak pencegahan stunting itu nyata adanya. Nasri berpesan, selama seribu hari pertama kehidupan (HPK) harus diperhatikan betul asupan gizi dan nutrisinya.
“Jangan sampai kalau kita lengah, anak lahir bisa beresiko stunting, kasihan anak dan ibunya,” kata Nasri.
Rahmad Handoyo menambahkan penjelasan Nasri, bahwa untuk bumil harus memperbanyak makan sayur, protein hewani, buah-buahan, dan lain-lain.
“Seribu hari pertama kehidupan itu dimulai dari bertemunya sel telur dan sperma, sampai bayi lahir hingga usia 2 tahun. Jangan lewatkan usia emas ini untuk anak kita,” jelas Rahmad Handoyo, politisi dari PDIP.
Anak stunting itu berciri khusus yaitu pendek, namun pendek belum tentu stunting. Perkembangan motoriknya terhambat sehingga menjadi anak kurang cerdas di kemudian hari.
Resiko lainnya, bila sudah dewasa sering sakit-sakitan.
“Untuk menyambut tahun emas 2045, mari persiapkan generasi muda yang berkualitas mulai sekarang,” kata Rahmad.
Narasumber dari Dinas P3AKB Kabupaten Sukoharjo, Yudianta, menghimbau agar setelah melahirkan bayi, orangtua segera ikut program Keluarga Berencana.
Dengan KB, kata Yudianta, bisa mengatur jarak kelahiran sehingga ibu yang menyusui bayinya lebih maksimal dan tenang.
“Dengan mengikuti program Keluarga Berencana, bisa menghindarkan dari 4T yaitu terlalu tua untuk melahirkan, terlalu muda, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu banyak,” kata Yudianta.
Dalam kesempatan tersebut, panitia menyediakan berbagai doorprise menarik. Yaitu ada sepeda gunung, setrika listrik, magicom, jam dinding, dan lain-lain.
(Hasna)