KENDAL, TERASMEDIA.ID-Untuk yang ke sekian kalinya, Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari menghadiri acara Bersih Desa Tampung Aspirasi Warga (Bersatu Siaga).
Kali ini, bupati menghadiri acara tersebut di Desa Selo, Kecamatan Patean, Sabtu(24/05/2025).
Karena kondisinya gerimis, acara ini sebagian besar dimanfaatkan untuk menampung keluhan dan uneg- uneg dari warga, apa saja yang menjadi permasalahan baik di masyarakat maupun yang ada di pemerintahan desa setempat.
Bupati mengatakan, bahwa kegiatan bersih- bersih ini tidak hanya ketika pemerintah kabupaten hadir, namun bersih- bersih harus dilakukan rutin atau setiap saat ketika lingkungan terlihat ada kotoran atau sampah.
“Kami hadir di sini, untuk menumbuhkan kembali semangat gotong royong yang sebagian besar sekarang ini sudah mulai ditinggalkan. Kegiatan seperti ini, tentunya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan juga menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, sejuk dan bersih dari sampah,”ungkap bupati.
Menurut bupati, seseorang kalau berada di lingkungan yang bersih dan tertata, akan merasakan suasana hati yang lebih nyaman dan tenang.Namun, jika di sekitar rumah ada sampah yang menumpuk, tentu akan mendatangkan nyamuk dan penyakit.
“Alhamdulillah, hari ini kita bisa bertemu dan bersilaturahmi, karena kegiatan seperti ini, untuk mendekatkan antara masyarakat dengan pemerintah, agar jika ada permasalahan bisa disampaikan dan segala sesuatu yang ada di lapangan bisa mudah untuk diselesaikan,”terang bupati.
Bupati berpesan kepada warga untuk rutin membersihkan lingkungan dan meningkatkan kerja bakti agar lingkungan tetap bersih, asri dan tidak ada sampah yang menyumbat saluran air.
“Bapak ibu sekalian, suatu saat kami akan mengadakan lomba kebersihan di masing- masing desa, tetapi hadiahnya tidak dalam bentuk uang, karena kalau dalam bentuk uang akan cepat habis dan kemanfaatannya juga kurang,”ujarnya.
Dalam tampung aspirasi ini, ada tiga orang warga menyampaikan uneg- unegnya, pertama Salami(65) meminta bantuan sebanyak Rp 300 juta, yang rencananya akan digunakan untuk membeli peralatan gamelan, karena gamelan yang dia pakai selama ini sudah ketinggalan zaman.
Sedangkan Dwi Murtiningsih(35) seoarang kader posyandu setempat, meminta bantuan tenaga posyandu dan laptop, karena laptop yang ia gunakan selama ini sudah lemot sehingga kurang bisa cepat untuk digunakan kerja.
Sementara Kiswari(50), salah seoarang guru SMA Patean menyampaikan kondisi proses belajar mengajar yang ada di SMAnya sudah cukup lumayan bagus.(SPW)