BOYOLALI(TERASMEDIA.ID)– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kembali melakukan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja, untuk mensosialisasikan pentingnya mencegah dan mengurangi resiko stunting pada anak.
Kegiatan tersebut dilakukan di Desa Trosobo, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, dimulai pukul 9.00 WIB sampai selesai dengan sasaran sekitar 300 orang warga, Senin (10/6/2024).
Hadir narasumber anggota DPR-RI Komisi IX, Rahmad Handoyo, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, dan Kepala Dinas P2KBP3A Boyolali, Ratri Sulvivalina.
Narasumber Rahmad Handoyo, kembali mengingatkan kepada semua peserta sosialisasi, agar memperhatikan tetangga kanan kirinya yang sedang hamil.
Rahmad dari Fraksi PDIP tersebut berpesan, agar selalu mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kesehatannya minimal 6 kali, selama masa kehamilannya.
“Mengapa kita harus memperhatikan ibu hamil yang ada di sekitar kita? Karena untuk mencegah stunting, diawali dari sejak bayi dalam pembuahan di rahim ibu,” kata Rahmad Handoyo.
Hal itu ditegaskan kembali oleh narasumber dari Dinas P3AKB Boyolali, Ratri Sulvivalina. Untuk mencegah stunting diawali dari seribu hari pertama kehidupan (HPK).
“Sejak dalam pembuahan dan menjadi janin, itu awal dari seribu hari pertama kehidupan. Sehingga para ibu hamil harus memperhatikan betul asupan gizi dan protein yang dibutuhkan bayi dalam kandungan,” kata Ratri.
Perlu diingat, lanjut Ratri, ibu hamil tidak boleh anemia atau kekurangan sel darah merah. Untuk mendapatkan semua itu, ibu hamil harus banyak mengkonsumsi sayuran hijau, protein hewani, susu, dan buah-buahan.
Seribu hari pertama kehidupan, kata Ratri, sangat mempengaruhi perkembangan otak anak.
“Untuk anak usia 1 tahun, perkembangan otaknya 70 persen, sampai usia 2 tahun mencapai 80 persen. Selanjutnya, di atas 2 tahun, perkembangan otaknya pelan-pelan,” ujar Ratri.
Jadi, masa keemasan tumbuh kembang anak, ada di seribu hari pertama kehidupan yaitu sejak bayi dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun.
Narasumber dari BKKBN Jateng, Eka Sulistia Ediningsih menambahkan, untuk remaja putri yang akan melangkah menuju usia pernikahan, harus menjaga betul lingkar lengan atas (lila) dan hemoglobin.
“Lingkar lengan atas (lila) remaja putri tidak boleh kurang dari 23,5 centimeter dan hemoglobinnya tidak boleh kurang dari 12. Harus dijaga betul itu,” ujar Eka.
Remaja putri tidak boleh makan sembarangan, terutama gorengan dan makanan cepat saji. Perlu diperbanyak mengkonsumsi protein hewani, sayur, dan buah. Bila kekurangan energi kronis (KEK), harus mengkonsumsi pil tambah darah.
Sementara para calon pengantin harus memeriksakan kesehatannya 3 bulan sebelum hari H pernikahan.
“Mengapa harus 3 bulan sebelumnya? Karena bila ditemukan gangguan kesehatan, bisa disembuhkan selama kurun waktu 3 bulan tersebut,” kata Eka.
Ditambah, sperma yang berkualitas bagus, diproduksi selama 75 hari sebelum dikeluarkan. Diharapkan, saat hari pernikahan tiba, catin putra dan putri dalam kondisi prima. Bila segera hamil, anak yang dikandungnya menjadi sehat dan cerdas.
Sebagai data tambahan, untuk Kecamatan Sambi, masih ada 7 anak yang beresiko stunting. Hadir dalam kesempatan tersebut Camat Sambi, Sadeli, dan Kades Trosobo, Hartoyo.
Dalam kesempatan tersebut, panitia membagikan doorprize menarik untuk para peserta. Yaitu sejumlah voucher belanja, jam dinding, setrika listrik, sepeda gunung, dan lain-lain. (Hasna)