SEMARANG(TERASMEDIA.ID)-Masyarakat yang memiliki keanekaragaman agama, harus disatukan dalam satu lingkup masyarakat yang memiliki toleransi tanpa membeda-bedakan agama.
Dalam menanamkan nilai toleransi antar umat beragama di kalangan masyarakat juga dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan. Dengan adanya kegiatan, diharapkan masyarakat desa bisa bersatu dan saling menghormati satu sama lain.
Hal tersebut dikatakan anggota MPR RI dari Fraksi Nasdem, Drs Fadholi, M.I.Kom, saat memberikan sosialisasi tentang “Peran Aparatur Pemerintah Desa untuk Menegakkan Toleransi antar Umat Beragama Sebagai Wujud Pengamalan Pancasila”di hadapan puluhan fungsionaris Nasdem, di Gedung Jogo Kembar Pabelan, Kabupaten Semarang, Jumat(23/04/2021) silam.
Menurut Fadholi, penanaman nilai toleransi antar umat beragama di kalangan masyarakat desa, juga harus melalui peran aktif dari aparat desa, RT, RW dan tokoh agama.
Karena, peranan aparatur desa sangat penting dalam membentuk masyarakat yang dapat menanamkan nilai toleransi antar umat beragama.
“Seperti perkumpulan warga setiap bulan dan kegiatan kerja bakti, akan menjadi wadah yang baik dalam menjalankan penanaman nilai toleransi tanpa membeda-bedakan agama,”ujar Fadholi.
Dikatakan, nilai budaya dan agama dapat mempersatukan perbedaan yang ada di desa. Sehingga tercipta kehidupan yang rukun dan harmonis. Ajaran agama juga mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalin kerukunan antar umat beragama di desa.
“Ajaran agama yang mengandung unsur radikal sangatlah berpotensi mengusik kerukunan yang ada. Akan tetapi masyarakat desa harus tahu pentingnya menghormati dan menghargai agama lain,”papar Fadholi.
Prinsip Saling Berpengaruh Satu
Sama Lain
Selain budaya dan agama yang mempersatukan masyarakat, masyarakat juga memiliki prinsip solidaritas yang dibangun atas dasar ingin membentuk kehidupan yang harmonis.
Prinsip ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari ketika berinteraksi sosial, gotong royong dan sebagainya yang dilakukan bersama-sama.
Hal demikian merupakan wujud kebudayaan jawa yang sangat berfungsi sebagai kekuatan terciptanya kerukunan. Oleh karena itu, budaya tersebut perlu dipelihara oleh masyarakat dengan menggunakan berbagai media seperti upacara-upacara, bersih kampung dan lain sebagainya.
Selain itu bentuk kerjasama dalam bidang sosial kemasyarakatan adalah dengan adanya gotong royong yang dilakukan oleh warga desa dalam bidang pembangunan infrastruktur dan pembangunan rumah.
“Hal demikian merupakan wujud kebudayaan Jawa yang sangat berfungsi sebagai kekuatan terciptanya
Kerukunan,”papar Fadholi.
Selain itu, lanjut Fadholi, peran tokoh agama dan masyarakat setempat mempunyai faktor yang sangat penting dan berpengaruh untuk menjaga toleransi antar umat beragama tetap terjalin.(Dav)