Sukarti sedang mencari rumput di tengah sawah.(FOTO:TM/SL)

GROBOGAN(TERASMEDIA.ID)-Akibat PPKM yang masih terus diperpanjang oleh pemerintah, membuat pekerja seni Di Grobogan sangat merasakan dampaknya. Seperti yang dialami seorang pekerja seni sinden atau waranggono di Grobogan Sukarti(45) alias Pungki.

Selama adanya pandemi Covid-19 dan diperpanjangnya PPKM ini, Sukarti sepi job. Sementara untuk menyambung hidup dan mencukupi kebutuhan keluarganya terpaksa harus menjual rumput dan tebon.

Di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, yang tidak diketahui kapan berakhir, dimana para pekerja seni hampir dua tahun sudah tidak bekerja, dan barang berharga yang ada di rumah turut dijual untuk bertahan atau menyambung hidup.

Ibu dua anak ini, sudah 11 tahun ditinggal sang suami menghadap yang maha kuasa. Sukarti harus menghidupi ibunya yang sudah lanjut usia serta dua anaknya.

Menurut Sukarti, selama adanya pandemi Covid-19, bekerja sebagai waranggono bak kucing-kucingan dengan Satgas. Puncaknya, ketika letih akibat pentas yang kerap dibubarkan, seniman tradisional itu memutuskan tak bekerja.

Sukarti mengaku, hampir dua tahun tak bekerja, ia harus bisa bertahan hidup yaitu dengan menjual barang berharga yang ada di rumah. Selain itu, hutang juga menjadi pilihan disaat sudah tidak ada jalan keluar untuk menyambung hidupnya.

Yang terpenting halal bagi dirinya dan keluarganya. Sukarti terpaksa harus bekerja mencari rumput dan tebon untuk makan ternak sapi milik tetangganya dengan upah minim.

“ Saya tidak malu menjual rumput kok mas, ini demi untuk menghidupi ibu saya dan kedua anak saya. Ketika setiap mencari rumput dan memberi pakan ternak saya selalu bernyanyi karena untuk menghibur diri,”kata Sukarti.

Sukarti berharap, ada kelonggaran di tengah PPKM agar waranggono bisa tetap bekerja, dan para pelestari seni juga akan siap menerapkan protokol kesehatan, sebagai upaya mendukung pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Sementara itu Ketua Forum Komunitas Bekerja Seni(FORKAPI) Grobogan, Ki Hardono mengatakan, ia merasa prihatin dengan kondisi yang dialami oleh anggotanya Sukarti ini.

Ia berharap kepada pemerintah untuk memberikan solusi agar para pekerja seni diberi kelonggaran untuk pentas agar mereka bisa bertahan hidup.

” Saya hanya berharap para pengambil kebijakan untuk memberi kelonggaran kepada para seniman agar bisa bertahan hidup, seraya menambahkan para seniman dibuatkan wadah untuk para seniman agar seniman di Grobogan punya tempat untuk berkarya,” pinta Ki Hardono.

Menurut Ki Hardono, pekerja seni juga siap menerapkan prokes Covid-19 dengan menerapkan 5 M, di antaranya,menggunakan masker,mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. ( SL )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini