GROBOGAN(TERASMEDIA.ID)–Akhir-akhir ini di Kabupaten Grobogan mulai ramai memperbincangkan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang terjadi pada ternak sapi dan kerbau.

LSD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus cacar (pox virus) pada ternak sapi dan kerbau. Penyakit ini secara historis ditemukan di Afrika, menyebar ke beberapa Negara di Timur Tengah dan Negara-negara Eropa hingga kini ke Asia termasuk Indonesia khusunya di Grobogan.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Grobogan drh.Riyanto melalui Kepala Bidang(Kabid) Keswan, Kesmavet Pengolahan dan Pemasara drh.Andreas, Jumat (27/01/2023).

Andreas mengatakan, cara penularan LDS ditularkan melalui gigitan serangga dan ditandai dengan nodul-nodul pada kulit dan bagian tubuh lainnya.

Adapun gigitan nyamuk tersebut diantaranya Culex sp, dan Aedes sp, Lalat penghisap darah (Stomoxys sp), Rhipichephalus sp (Caplak) dan Amblyomma sp.

Adapun tanda klinis LSD, lanjut Andreas diantaranya, pembengkakan limfonodus/kelenjar pertahanan superfisial, nodul dengan kongesti, perdarahan, edema, vaskulitis, nekrosis dan lesi cacar pada selaput lender saluran pencernaan dan pernafasan, Discharge Mucopuluren (leleran kental) pada mata dan hidung hingga dapat menyebabkan pneumonia dan ulcer kornea serta Lesi Genitalia (mastitis orchitis).

Sedangkan untuk pencegahan dan pengendalian LSD yang dilakukan yakni dengan pembatasan impor ternak, karkas, kulit, semen, pembatasan pergerakan ternak di daerah tertular, pemindahan hewan yang terkena dampak klinis dan vaksinasi.
Selain itu yang harus dilakukan adalah pembuangan hewan mati (disposal) dengan benar (misalnya insinerasi) dan pembersihan serta desinfeksi area.

“Belum ada bukti efektivitas pengendalian vector dalam pencegahan penyakit dan tidak ada pengobatan khusus, terapi suportif dan antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder,” kata drh.Andreas.

Sedangkan penyakit LSD ini terhadap dampak ekonomi adalah kekurusan dan kerusakan karkas, penurunan produksi susu dan mastitis, gangguan reproduksi dan abortus, perawatan pada ternak terdampak serta kematian serta kerusakan kulit.

Untuk di wilayah Grobogan peta perkembangan penyakit LSD ini, terakhir pada Jumat tanggal 27 Januari 2023 pukul 16.00 WIB, total kasus sebanyak 665 ekor sapi, kasus aktif 665, dan kasus baru 43 ekor sapi.(ARF/SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini