Senior Meneger Niaga dan Mnegement Pelanggan PLN Unit Induk Distribusi Jateng dan DIY , ARI Prasetyo Nugroho(kiri) sedang diwawancarai oleh sejumlah wartawan.(FOTO:TM/ Soes)

SRAGEN(TERASMEDIA.ID)-Setelah beralih genset ke listrik, biaya penggilingan padi milik warga Sragen hemat 50 persen. Sebelumnya pengusaha penggiling padi ini menggunakan diesel untuk menyalakan dua mesin pengering gabah yang berkapasitas 20 ton dan 30 ton. Namun setelah menggunakan listrik hemat jadi Rp.200 ribu dari biaya sebelumnya.

Ia adalah Triyono(42) pengusaha penggilingan padi “ UD. Sumber Lestari, warga Kalangan, RT 008, RW 001, Desa Ngembat Padas, Gemolong, Sragen, Jawa Tengah.


Pengusaha muda ini senang dan sangat banyak mengucapkan berterima kasih kepada PLN yang telah mengarahkan menggunakan listrik berdaya 2.000 VA ini, dengan beralihnya dari mesin diesel beralih menggunakan listrik ini ia mengaku bisa menghemat biaya 50 persen.

Triyono mengatakan, penggilingan padi yang ia rintis dulunya masih menggunakan diesel dan biaya produksinya tinggi. Dalam satu hari membutuhkan biaya Rp. 400- Rp. 500 ribu. Itupun belum pengeluaran biaya utuk tenaga kulinya. Jika dihitung hitung bisa mencapai Rp. 600 ribu lebih.

“Dulu waktu masih pakai mesin diesel dalam satu hari bisa menghabiskan biaya Rp. 500- Rp. 600 ribu. Namun setelah beralih ke listrik lebih hemat jadi Rp. 200 ribu, jadi hemat 50 persen,” kata Triyono yang akrab dipanggil Mas Om ini, Rabu(08/03/2023).

Triyono, mengaku baru menggunakan listrik untuk pengering gabah. Sementara untuk penggilingan padi menjadi beras saat ini masih menggunakan mesin diesel.

Kapasitas penggilingan padi milik Triyono ini sehari mencapai 10-20 ton. Selain di Sragen Triyono mendapatkan gabah dari penebas berbagai daerah simisal, Blora, Grobogan, Pati dan sekitarnya dengan gabah kering ( GKP ) RP. 5000 perkilo gramnya.

Setelah dalam bentuk beras dijual Rp. 10 ribu perkilo gramnya dengan kualitas beras medium super. Triyono menjual beras tersebut ke Semarang, Wonosobo, Pekalongan, Jogja, Sukabumi hingga Bekasi.

Senior Meneger Niaga dan Mnegement Pelanggan PLN Unit Induk Distribusi Jateng dan DIY , ARI Prasetyo Nugroho, menjelaskan, listrik untuk pertanian memiliki banyak kelebihan. Diantaranya biaya lebih murah dan mengoprasikannya, dan tidak ada biaya pemeliharaan jaringan listrik karena ditanggung PLN.

Dengan menggunakan listrik ini . Kata Ari biayanya lebih murah lebih dan mudah mengoprasikan jika kelistrikan hanya perlu menekan saklar.

“Kalau listrik masyarakat tidak dibebeani biaya karena pemeliharaan ditanggung oleh PLN. Namun jika memaskai genset ada biaya pemeliharaan. Tapi kalau pakai listrik energi bersih,tidak ada asap, udara kita semakin bersih,” kata Ari.

Ari, memastikan, siap mendukung dan melayani keterjangkauan listrik kepada para petani sawah dan para petani peternak ayam yang bergerak dalam electrifying argiculture hingga ke pelosok negri. ( Soes)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini