Waluyo saat memberikan Diklat di ruang meeting Omah Cokro.(FOTO:TM/ Hasna)

KLATEN(TERASMEDIA.ID)– Meski sudah pensiun, bukan berarti tidak mempunyai kegiatan. Mantan Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Waluyo, justru kegiatannya bertambah.

Putra daerah berprestasi asal Klaten, Jawa Tengah ini, kini mempunyai kesibukan sampingan membuka homestay dan resto. Tempatnya ia beri nama “Omah Cokro”. Selain resto, juga ada homestay, dan ruang untuk meeting.

“Di sini wisata airnya banyak sekali. Ada Omac, Ponggok, Besuki, Umbul Pelem, dan lain-lain. Untuk menikmatinya, tidak cukup satu hari, wisatawan perlu nginep. Kebanyakan mereka nginep di hotel Solo atau Yogyakarta. Makanya, kami menyediakan homestay, agar wisatawan nginep di sini saja,” kata Waluyo di sela-sela kesibukannya, baru- baru ini.

Saat ditemui sejumlah wartawan, Waluyo tengah menjadi mentor diklat penguatan karakter kepada para milenial, khususnya siswa SMA sederajat.

Diklat lanjutan ini berlangsung di ruang meeting Omah Cokro yang berada di Dukuh Cokro Kembang, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (26/08/2023).

Di diklat pertama, pesertanya ratusan orang yang berlangsung di Rumah Kalimosodo milik Prof Paiman Raharjo, yang sekarang menjabat menjadi Wakil Menteri Desa (Wamendes).

“Peserta yang berjumlah ratusan orang ini, berasal dari acara Succes Story yang berlangsung di Kalimosodo dulu. Waktu itu kami tanya, siapa yang mau lanjut ke diklat selanjutnya? Mereka-mereka inilah yang maju ke depan waktu itu,” kata Waluyo.

Mengapa Waluyo begitu getol melakukan pembinaan penguatan karakter bagi anak muda?

“Ini sebagai bentuk kepedulian kami serta sumbangsih kepada tanah kelahiran. Bahwa memberi semangat kepada para penerus bangsa itu sangat penting. Agar pikiran mereka terbuka, bahwa kesuksesan itu harus dicapai dengan kerja keras dan pikiran terbuka,” papar Waluyo yang memberikan diklat ini secara gratis.

Mengapa pikiran terbuka? Waluyo mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah menghilangkan pikiran-pikiran negatip dulu.

Karena pikiran negatip inilah yang membuat kita tidak bisa berkembang, tidak bisa menerima masukan, tidak bisa menerima perbedaan, dan lain-lain. Itu yang harus dihilangkan.

Pikiran negatip atau penyakit hati lainnya seperti sombong, iri hati, suka pamer (flexing), dan hal negatip lain, harus dijauhkan.
Dengan adanya diklat caracter building ini, diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok calon pemimpin bangsa yang baik dan sukses.

Diklat ini, tambah Waluyo, akan dilakukan secara berkala, agar semakin banyak anak muda yang bisa mengikutinya.

Terlaksananya kegiatan ini, tak lepas dari peran serta tokoh muda Arif Wicaksono, yang menjembatani pertemuan antara tokoh-tokoh berpengaruh dari Klaten terhadap para milenial dan generasi Z.

Ada Prof Paiman Raharjo, Waluyo, Guru Besar dari UGM Prof Soeratman, Mantan Kapolda Sriyono, dan lain-lain.

“Kami ingin para tokoh ini menularkan kisah suksesnya, kisah kerja kerasnya, kisah keuletannya untuk generasi penerus. Semoga kegiatan ini berguna untuk Klaten selanjutnya,” kata Arif. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini