Rahmad Handoyo dari anggota Komisi IX DPR RI seang memberikan sosialisasi terkait stunting.(Foto:TM/ Hasna)

SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)– Ada kabar menggembirakan terkait pemberantasan stunting di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah. Menurut keterangan narasumber dari Dinas P2AKB Sukoharjo, Yudianta, ada tren penurunan jumlah stunting di Sukoharjo. Meski begitu, tren kenaikan juga ada, namun hanya sedikit.

Demikian kabar mengemuka dalam kegiatan Sosialisasi Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Senin (13/11/2023).

Narasumber lainnya, Rahmad Handoyo dari anggota Komisi IX DPR RI dan Tatas Aji Dharma, Perwakilan dari BKKBN Jawa Tengah.

Rahmad Handoyo sangat mengapresiasi adanya penurunan angka stunting di Sukoharjo khususnya dan secara nasional pada umumnya.


Capaian ini berkat kerja keras semua pihak, baik dari bawah seperti kader PKK, kader kesehatan, tim pendamping keluarga, kepala desa, lurah, camat, TNI, Polri, bupati, gubernur, presiden, sampai anggota DPR RI, dan lain-lain.

Rahmad Handoyo menekankan, perlunya menurunkan angka stunting agar pada tahun-tahun mendatang, Indonesia mempunyai generasi hebat, siap berdaya saing di kancah dunia internasional.

“Generasi-generasi hebat itu perlu kita persiapkan sejak dini, sejak dalam kandungan. Bagaimana caranya? Caranya, harus rutin cek kesehatan serta makan cukup gizi dan nutrisi untuk ibu hamil,” jelas Rahmad Handoyo, politisi dari Dapil V Jateng (Sukoharjo, Solo, Boyolali, Klaten) tersebut.

Sejak dalam kandungan sampai bayi berusia dua tahun itu, disebut seribu hari pertama kehidupan (HPK). Dalam seribu HPK ini, tambah Rahmad Handoyo, sebagai calon orangtua maupun yang sudah menjadi orangtua, harus memperhatikan betul apa yang dibutuhkan bayi dalam kandungan, apa yang dibutuhkan bumil, apa yang harus diberikan begitu bayi lahir dan seterusnya.

“Misal, apabila ada bumil kok berat badannya tidak bertambah, segera periksakan ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya, agar segera diambil tindakan,” ujar wakil rakyat dari Boyolali tersebut.

Ibu hamil , ujar Rahmad Handoyo, juga tidak boleh anemia, agar bayi yang dikandungnya tumbuh sehat. Bumil harus secara rutin minum pil penambah darah, yang sudah diberikan dari Puskesmas.

Narasumber dari Perwakilan BKKBN Jateng, Tatas Aji Dharma menambahkan, Indonesia butuh generasi penerus yang cerdas dan sehat.

“Generasi yang sehat dan cerdas, harus kita awali dari calon pengantinnya dulu. Setuju nggih bapak-ibu?” kata Tatas.

Tatas melanjutkan, sebelum calon pengantin (catin) melangsungkan pernikahan, tiga bulan sebelumnya harus memeriksakan dulu kesehatannya. Yang diperiksa antara lain, lingkar lengan atas (lila) harus 23,5 centimeter, hemoglobinnya harus diatas 12, berat badan, dan lain-lain.

“Mengapa harus tiga sebelumnya? Karena selama kurun waktu tersebut, apabila ditemukan ada gangguan kesehatan, bisa segera teratasi oleh tim medis. Sehingga setelah menikah, tubuh kedua pengantin sudah sama-sama sehat sehingga siap hamil dan siap menjadi orangtua,” ujar Tatas.

Dalam pemberian gizi dan nutrisi selama hamil maupun ketika bayi sudah lahir, Tatas mengajak mengkonsumsi sayuran segar, protein hewani, yang murah dan mudah didapat di sekitar kita.

Setelah bayi lahir, harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan dan setelahnya sampai dua tahun. Setelah 6 bulan, diberi makanan tambahan bayi.

“Generasi sehat dan cerdas itu aset kita semua lho bapak-bapak, ibu-ibu sekalian. Kita pasti bangga bila punya anak yang berprestasi dan sehat. Maka kita sebagai orangtua, mulai sekarang harus menerapkan pola hidup sehat,” ajak Tatas menyemangati.
Narasumber perwakilan dari Dinas P2AKB Sukoharjo, Yudianta, mengatakan, apabila bayi sudah lahir, jangan lupa ikut program KB.

Karena dengan mengikuti program KB, hati orangtua terutama ibu yang tengah menyusui, lebih tenang dan fokus.

“ASI yang keluar lebih lancar, bayi terawat dengan sepenuh hati, tubuh tidak lelah, dan banyak keuntungan lainnya yang kita dapatkan,” kata Yudianta.

Apabila tidak ikut program KB, dikhawatirkan hamil lagi, saat masih mempunyai bayi dibawah dua tahun. Kalau hamil, kualitas ASI tidak baik, tubuh bumil cepat capek, karena harus mengurus bayi dalam kandungan dan bayi yang sudah dilahirkan.

Program KB juga bisa menghindari 4T yaitu terlalu muda untuk hamil, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan. (Hasna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini