SRAGEN(TERASMEDIA.ID)– Pria yang diduga melakukan penganiayaan terhadap Didik Nur Kiswanto yang juga seorang imam masjid Al Hidayah Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen dengan menggunakan senjata tajam, ternyata juga seorang Jamaah di masjid tersebut.

Pelaku bernama Suhendar, saat ini telah diamankan pihak kepolisian dan masih menjalani observasi terkait kondisi mentalnya.

Penganiayaan tersebut, diduga dipicu oleh rasa kesal dan sakit hati karena pelaku sering ditegur korban. Polres Sragen, saat ini membawa Suhendar untuk menjalani observasi selama tujuh hari di rumah sakit jiwa daerah (SRJD) dr Arif Zainuddin Surakarta untuk memastikan keadaan kejiwaannya.

Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi menjelaskan, bahwa kejadian ini diduga dipicu oleh rasa kesal pelaku karena sering ditegur oleh korban tidak menjaga kebersihan masjid dan kerap membuat area masjid menjadi kotor.

“Selain itu, pelaku juga merasa tersinggung karena ditegur terkait kebiasaannya yang malas dan sering telat bangun untuk melaksanakan salat subuh,”kata Kapolres.

Menurut Kapolres, antara korban dengan pelaku sudah lama saling kenal dan sangat akrab. Pelaku telah ditampung oleh korban untuk tinggal di sebelah masjid dan sering diberikan bantuan oleh korban.

“ Untuk memastikan apakah pelaku memiliki gangguan jiwa, sehingga observasi medis sangat penting untuk mengetahui sejauh mana kondisi kejiwaannya mempengaruhi tindakannya. Observasi ini akan menentukan langkah hukum yang tepat terhadap pelaku, apakah ia bisa dimintai pertanggungjawaban secara hukum atau membutuhkan penanganan medis khusus, “ jelas Kapolres.

Selama proses observasi berlangsung, lanjut Kapolres, Suhendar ditahan di bawah pengawasan pihak berwenang, dan penyelidikan kasus ini terus berlanjut.
Untuk kepentingan tersebut, Polres Sragen telah bekerja sama dengan tenaga medis untuk memastikan bahwa proses hukum yang dijalani, dengan tetap memperhatikan kondisi mental pelaku Suhendar.

Data yang berhasil dihimpun bahwa korban penganiayaan, Didik Nur Kiswanto, diketahui telah merawat pelaku selama bertahun-tahun sebelum kejadian tragis tersebut.

“Meskipun Suhendar diduga mengalami gangguan mental/ kejiwaan akibat persoalan pribadi/ keluarga namun korban dengan sabar memberikan perhatian dan bantuan kepada pelaku,”ujar Kapolres.

Didik kerap menegur Suhendar terkait kebersihan masjid dan disiplin salat, sebagai bagian dari upayanya membantu pelaku untuk tetap menjalani kehidupan dengan lebih teratur.
“Hubungan mereka yang sudah berlangsung lama, di mana korban terus memberikan perhatian kepada Suhendar, justru menjadi ironi ketika tindakan penganiayaan ini terjadi.

Meski korban telah memberikan perawatan dan bimbingan selama bertahun-tahun,”ungkap Kapolres.

Dikatakan, kondisi mental pelaku ini, kini menjadi fokus perhatian dalam proses hukum yang sedang berjalan di Polres Sragen.(HMS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini