CILACAP(TERASMEDIA.ID)-Pantai Sodong di Desa Karang Benda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap selama ini kalah pamor dengan obyek wisata sejenis lainnya di Cilacap, seperti Pantai Widara Payung, Teluk Penyu, Jetis dan Permisan.

Selama ini, pengelolaan pariwisata di Pantai Sodong terabaikan, dan masyarakat setempat belum diberdayakan untuk mengelola kawasan Pantai Sodong dan sekitarnya.

Padahal, kawasan Pantai Sodong memiliki daya tarik dan banyak potensi yang layak dikembangkan.

Saat ini Pantai Sodong butuh perhatian segera dari banyak pihak, terutama dari Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata.

Demikian benang merah yang mengemuka dalam Sarasehan Kegiatan Penelitian Desa Wisata – Model Community Based Tourism Dalam Pengembangan Desa Karangbenda sebagai desa wisata berbasis Agribisnis.

Sarasehan berlangsung di Sekretariat Kelompok Pengelola Wisata Mina Asih Pantai Sodong di Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, belum lama ini.

Sarasehan tersebut diikuti 36 orang, terdiri perwakilan dari nelayan, kelompok tani dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mina Asih.

Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Pokdarwis Mina Asih Kusiran, Kepala Dusun IV Desa Karangbenda Samijan, serta Ketua Riset Penelitian Desa Wisata – Model Community Based Tourism Dalam Pengembangan Desa Karangbenda sebagai desa wisata berbasis Agribisnis Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si.

Riset ini didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Kemendikbud Riset dan Teknologi.

Pantai Sodong dikenal juga dengan sebutan Pantai Selok, karena memang keberadaannya yang dekat dengan Perbukitan Selok atau Gunung Srandil.

Pantai Sodong sebuah pantai yang tersembunyi dibalik Pegunungan Srandil, dan keindahan yang disuguhkan oleh pantai ini memang sangat menawan.

Suasana pantai yang dikelilingi oleh tebing-tebing yang berjajar memanjang serta pepohonan cemara yang menjulang tinggi ke atas, seolah membawa wisatwan berada di dunia yang berbeda.

Udara yang sejuk dan keasrian hijaunya pepohonan cemara akan membuat wisatawan semakin nyaman dan ingin berlama-lama ketika berada di Pantai Sodong.

Namun dibalik pesona itu, Pantai Sodong memiliki banyak permasalahan.

Diantaranya, kondisi pantai yang kotor karena sampah berserakan di mana-mana, tempat berjualan yang belum tertata, jumlah bak sampah yang kurang, dan tidak adanya cekdam pemecah ombak.

“Supaya air laut tidak naik ke daratan, maka kami minta dibangunkan cekdam atau tanggul pengaman di Pantai Sodong ini,” pinta Ketua Pokdarwis Mina Asih Kusiran.
Permasalahan lainnya yang mengemuka dalam sarasehan tersebut, warga yang tinggal di sekitar Pantai Sodong dan menyewa lahan kepada TNI AD selaku pemilik lahan, selama ini belum pernah mendapatkan bantuan dan pemberdayaan untuk meningkatkan penghasilan.

Berbasis Agribisnis

Menanggapi permasalahan itu, pakar pemberdayaan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si yang juga Ketua Riset Penelitian Desa Wisata – Model Community Based Tourism Dalam Pengembangan Desa Karangbenda sebagai desa wisata berbasis Agribisnis kepada wartawan mengemukakan, Pemerintah Daerah Cilacap dan TNI AD yang memiliki lahan di sekitar Pantai Sodong seharusnya bekerjasama mengembangkan potensi wisata Pantai Sodong.

“Kami yakin, jika Pemda dan TNI AD bekerjasama dengan baik, dan Desa Karangbenda diberdayakan sebagai desa wisata berbasis agribisnis, pamor Pantai Sodong akan mampu memberikan manfaat lebih bagi warga sekitarnya,” kata Adhi Iman Sulaiman yang sering melakukan riset dan pemberdayaan di berbagai tempat di Indonesia ini.

Adhi Iman melihat, potensi wisata Desa Karangbenda, selain pantai Sodong, juga ada Goa Nagaraja, Goa Rahayu, Goa Ratu, Gunung Selok dan Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap.

“Selain itu, juga ada potensi agribisnisnya, yakni lahan tiga hektare untuk padi, kangkung darat, kacang panjang, kelapa, pisang, bawang merah, Semangka dan talas,” ujarnya.

Semua potensi itu, lanjut Adhi Iman, mendesak untuk diberdayakan, agar memberikan manfaat lebih bagi warga Desa Karangbenda dan sekitarnya.

Dalam pemberdayaan masyarakat ini, saran Adhi Iman, bisa melibatkan akademisi dan media.

Misalnya, perlu adanya pelatihan peningkatan kualitas produk kuliner khas, olahan snack dan minuman.

“Kemudian manajemen pengelolaan wisata termasuk pelayanan pengunjung juga perlu dibenahi. Yang juga penting, promosinya melalui media sosial harus terus menerus digenjot,” saran Adhi Iman Sulaiman.(WR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini