CILACAP(TERASMEDIA.ID)- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, David Ishaq Aryadi mendorong agar petani milenial mengambil peran demi kemajuan pertanian Indonesia. Salah satunya yakni dengan inovasi, ekspansi dan pemanfaatan IT.
David mengatakan salah satu terobosan menarik adalah agrowisata. Agrowisata adalah cermin bagaimana petani berevolusi memanfaatkan kecenderungan pasar. Selain isu kedaulatn pangan, kini wisata sudah menjadi kebutuhan primer nyaris seluruh keluarga.
Dalam agrowisata teknik pertanian modern dan pemanfaatan sumber daya lain saling mendukung. Pertanian menghasilkan produk siap saji. Di sisi lain, konsep terintegrasi dalam agrowisata juga mendatangkan end user dan mengurangi rantai pemasaran yang seringkali menyebabkan petani dalam posisi terjepit.
“Sektor pertanian ini masih jarang dilirik generasi muda. Tapi kalau melihat potensi ekonominya yang besar, sudah seharusnya petani milenial terjun di situ,” katanya, usai menerima laporan studi banding petani milenial ke agrowisata, Aziz Paradise, Senin (13/09/2021).
Pengembangan agrowisata ini juga bernilai ekonomi sangat tinggi. Perputaran ekonomi pertanian, pariwisata dan edukasi ini bisa mencapai miliaran per tahun. Terlebih, saat kondisi normal, di mana masyarakat sudah leluasa beraktivitas.
“Dari hasil panennya, kunjungan wisata. Ada multiplayer effect dalam agrowisata,” ujar David, yang anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng ini.
Potensi generasi muda untuk menggarap agrowisata ini sangat besar. Terlebih petani milenial relatif lebih terbuka dan melek Informasi Teknologi (IT). Kemampuan IT ini akan sangat membantu dalam hal pemasaran dan distribusi.
“Kaum milenial sangat familiar dengan teknologi informasi. Kalau hal ini bisa diarahkan untuk bisa memajukan sektor pertanian maka akan sangat membantu para petani. Kaum milenial bisa membantu para petani dalam hal pengembangan pasar dan distribusi,” jelas anggota Fraksi Gerindra ini.
Petani muda, kata dia, juga bisa terlibat langsung dalam proses produksi komoditas pertanian. Misalnya, dalam komoditas kopi. Dengan menjamurnya tempat tongkrongan dan tingginya nilai komoditas ini bisa dimanfaatkan dengan menggandeng petani agar kualitas produknya semakin baik.
“Karena saya yakin kualitas kopi lokal kita tidak kalah dan bisa menjadi produk unggulan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tengah berinovasi dengan menerbitkan e-sertifikat ekspor dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) petani milenial.
Hal tersebut bisa dimanfaatkan petani muda untuk meningkatkan kapasitasnya dan mengambil peran lebih dalam sektor pertanian di Jawa Tengah.(HRN)