CILACAP(TERASMEDIA.ID)- Dua Badan Usaha Milik Desa(BUMDes) di Kabupaten Cilacap, berkolaborasi mengembangkan agrowisata durian di pegunungan Cimanggu, Cilacap.

Kedua BUMDes tersebut yakni BUMDes Pesahangan dan Negarajati.

Dalam perjalanannya, agrowisata ini disokong oleh perguruan tinggi, yakni STMIK Komputama, Cilacap.

Belakangan, agrowisata ini diberi nama Azizs Paradise, merujuk pada nama inisiator yang mempertemukan multipihak.

Inisiator Agrowisata Durian, KH DR Fathul Amin Aziz mengatakan, kawasan perkebunan dan wisata keluarga ini dibangun di lahan seluas lima hektare.

Di lahan tersebut, ditanam durian jenis unggul dengan populasi sekitar 500 batang. Pihaknya juga sudah menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani untuk pengembangan agrowisata seluas tujuh hektare.

“Sebagian sudah ada yang berbuah. Lainnya masih masa vegetatif,” kata Aziz, yang juga Ketua Yayasan El Bayan, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (13/9/2021).

Aziz menjelaskan, durian dipilih sebagai komoditas utama karena harganya yang sangat tinggi. Ada tiga varietas yang ditanam, yakni Durian Bawor, Musangking dan Ochee.

Masing-masing memiliki karakteristik khusus dan khas sehingga bernilai tinggi.

Saat ini harga durian Bawor Rp100 ribu per kilogram, Musangking Rp250 ribu per kilogram, dan Ochee Rp100 ribu per kilogram. Potensi hasil panennya, per tahun mencapai miliaran rupian per hektare.

Selain durian, pengelola agrowisata juga menanam berbagai jenis buah yang fungsinya sebagai penopang operasional karena kecepatan produksinya.

Di antaranya, jambu citra, jambu kristal, lemon California, manggis, alpukat, matoa dan sejumlah jenis buah lain.

“Fungsinya juga sebagai diversifikasi produk,” ucap Aziz, penyandang gelar doktor manajemen ini.

Saat ini, pengelola agrowisata ini juga menyediakan berbagai wahana wisata di luar yang sudah tersedia.

Salah satunya yakni kolam renang anak. Pengelola juga sedang membangun peternakan domba dan kambing sebagai bagian dari penerapan konsep pertanian terpadu ramah lingkungan.

Kawasan agrowisata ini juga merupakan sarana laboratorium lapangan untuk siswa, mahasiswa dan santri.

Mereka berpraktik di kawasan agrowisata dengan gratis. Ke depan, agrowisata ini diharapkan bisa menjadi pusat edukasi petani modern bagi sekolah dan pesantren.

“Kalau mau keliling lihat-lihat kebun kita ada mobil double cabin. Ada juga kuda. Silakan pilih mau yang mana,” ucap Aziz, yang juga pengasuh Ponpes El Muslim yang juga kerap disebut Pesantren Durian, Pesahangan.

Menurut Aziz, antusiasime masyarakat juga sangat tinggi, terbukti, tiap hari ratusan orang berkunjung untuk sekadar makan.(HRN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini