Sejumlah siswi berada di depan sekolahan.(FOTO:TM/SL)

SRAGEN(TERASMEDIA.ID)– Sedikitnya 11 sekolah di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ditunjuk sebagai sekolah penggerak merdeka belajar. Sekolah-sekolah tersebut akan digelontor anggaran dari pusat untuk menjadi sekolah pionir baik dalam metode pembelajaran maupun pengelolaannya.

Hal tersebut terungkap dari kunjungan Komisi X DPR RI ke Pemkab Sragen, Jumat (03/09/2021).
Rombongan legislator Komisi yang membidangi pendidikan ini, dipimpin Wakil Ketua Komisi, Agustina Wiludjeng Pramestuti.

Dalam kesempatan ini, Agustina mengatakan, 11 sekolah penggerak di Sragen ini ditunjuk dari berbagai jenjang mulai TK, SD, SMP hingga SMA/SMK.

Kunjungan ke Sragen hari ini, dimaksudkan untuk mematangkan pembahasan mengenai penunjukan dan persiapan 11 sekolah tersebut. Menurut Agustina, sekolah ini sangat penting dan juga untuk mendidik para guru dan anak lebih profesional.

“Di Sragen ada 11 sekolah yang ditunjuk jadi sekolah penggerak. Mereka ini nanti akan jadi pionir. Nanti kalau sudah berjalan bagus, diharapkan bisa menularkan ke sekolah-sekolah lainnya,” papar Agustina didampingi Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati seusai rapat di Pendapa Rumdin Bupati, Jumat (03/09/2021).

Dikatakan, program sekolah penggerak merupakan program Kemendikbud. Program ini sebenarnya sudah dimulai pada semester awal tahun 2021 ini.

Sekolah penggerak ini, nantinya diproyeksikan sebagai sekolah perintis dengan programnya merdeka belajar. Di mana program ini memberikan keleluasaan sekolah untuk mencoba beberapa kreativitas guru guna mencapai pelajar yang berkualitas.

Untuk Sragen, baru ditunjuk oleh Kemendikbud dan Provinsi pada semester kedua tahun ini.

Menurut Agustina, 11 sekolah ini nantinya harus mempersiapkan banyak hal. Mulai dari SDM, tenaga pendidik dan sarana pendukung.

Para guru di sekolah ini diharuskan menyiapkan metode belajar baru yang up-to-date dan bisa diaplikasikan di era digitalisasi saat ini.

“Ini yang penting supaya metode belajar tidak melulu itu- itu saja yang diajarkan dengan pola yang sama. Sekarang sudah canggih, bagaimana mengunakan handphone, bagaimana mengenali daun tidak perlu buka buku- buku atau kamus. Silakan cukup dengan kamera, oh ini adalah daun ini, dan nama latinnya ini,” urai Agustina.

Kecanggihan teknologi itu diharapkan bisa diikuti dengan proses pembelajaran yang lebih maju mengikuti perkembangan jaman. Muara dari semua itu nantinya diharapkan berimbas pada peningkatan kualitas belajar mengajar dan prestasi siswa.

Lebih lanjut disampaikan, anggaran untuk sekolah penggerak semuanya akan ditopang dari Kemendikbud. Namun belum disampaikan berapa besaran anggarannya. Setelah dirasa siap, program ini akan segera dijalankan saat sekolah tatap muka.

Komisi X akan menjalankan proses pengawasan apakah implementasi sekolah berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

“Nanti sekolah itu akan kita kunjungi,” ucap Agustina.

Di lingkup Soloraya, sejauh ini baru Klaten yang sudah ditunjuk program tersebut. Sementara di tataran Jateng, tahun lalu sudah diawali di Temanggung dan Purbalingga.

Sebagai persiapan, saat ini para tenaga pengajar di 11 sekolah yang ditunjuk, sedang mengikuti Bintek selama 8 hari. Beberapa kabupaten yang sudah menerapkan metode sekolah penggerak diklaim berjalan dengan hasil yang bagus.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyambut baik program penunjukkan 11 sekolah sebagai sekolah penggerak.

Ia berharap, hal ini bisa meningkatkan kreativitas sekolah dan pendidik untuk lebih kreatif dalam mengeksplorasi kemampuan serta metode mengajar agar tidak monoton dan lebih efektif mentransfer ilmu ke siswa. ( SL )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini