SRAGEN(TERASMEDIA.ID)-Diduga akibat termakan usia, atap ruangan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Toyogo 2, Kecamatan Sambungmacan roboh. Beruntung, saat kejadian anak- anak tidak masuk sekolah karena hari Minggu.
Robohnya atap ruangan kesenian itu, diakibatkan kayu penyanyangga tersebut sudah lapuk termakan usia.
Selain itu, dua ruangan lainnya juga berpotensi ambruk dan saat ini tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Tidak hanya ruang kesenian saja yang roboh, kondisi ruang untuk kegiatan belajar kelas V dan VI juga mengkhawatirkan.
Ruang tersebut terpaksa juga dikosongkan dan salah satunya digunakan untuk menyimpan gamelan yang terselamatkan.
Guna menghindari kecelakaan, pihak sekolah memberi pembatas tali rafia agar para siswa tidak mendekat.
Kepala Sekolah SDN Toyogo 2, Sugiyono menyampaikan, ruang kesenian roboh bagian atap pada hari Minggu 28 November lalu, sekitar pukul 07.30.
Kebetulan saat itu hari libur sehingga tidak ada yang mengetahui maupun yang jadi korban.
”Tidak sampai ada korban, karena pas kosong,” ujarnya, Jumat (03/12/2021).
Dia menilai, penyebab robohnya atap akibat bangunan yang memang sudah lama.
Selain itu ada semacam rayap, yang menyebabkan kayu dari luar tampak masih bagus. Namun ternyata kondisi di dalamnya sudah sangat lapuk.
”Tidak kelihatan kayunya kalau lapuk, tahu-tahu dalamnya sudah habis,” ujarnya.
Dia menegaskan tidak ada hujan saat atap ruangan roboh. Hanya saja cuaca cukup lembab dan mungkin juga pengaruh dari hujan sebelumnya.
Pihaknya menyampaikan selain ruang yang roboh itu, ada dua ruang yang saat ini tidak digunakan.
Situasi dua ruang kelas tersebut tidak jauh berbeda, atapnya sudah lapuk hingga terpaksa diberi bambu penyangga.
Mengingat kondisi yang sangat memperihatinkan, sehingga hanya difungsikan untuk meletakkan gamelan pindahan dari ruang yang roboh tersebut.
”Gamelan masih disekolahan dan saya amankan di ruang kelas yang tidak terpakai,” terangnya.
Pihak sekolah juga sudah melaporkan situasi ini kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen.
” Tanggapannya cukup bagus dan pada Senin (29/11) dari pihak dinas sudah melihat kondisi di sekolah tersebut,”ucapnya.
Sugiyono menegaskan, untuk pembelajaran sekarang ini masih aman. Karena ruang yang tersedia digunakan bergantian.
Mengingat masih pada massa pandemi, siswa yang hadir tidak penuh. Total jumlah siswa mencapai 107 anak, dan kerusakan ada 3 lokal.
”Jika masuk semuanya, masih bisa memanfaatkan ruang perpustakaan,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Disdikbud Kabupaten Sragen, Prihantomo mengatakan, pihaknya sudah mengecek ruangan ini.
”Selain itu, kami kaji dan cek sejumlah sekolah lain terkait kondisinya. Kami upayakan sekolah yang rusak bisa dianggarkan pada APBD Perubahan 2022 nanti. Termasuk sekolah lainnya di SDN Kebonromo yang juga sudah di cek oleh Kementerian PUPR dan mudah-mudahan bantuan bisa turun,” pungkasnya. ( SL)