Dr Adhi Iman Sulaiman, saat memberkan motivasi kepada para siswa kelas XII SMAN 1 Purwareja Klampok, Banjarnegara.(FOTO:TM/H-03)

BANJARNEGARA(TERASMEDIA.ID)-Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), sejak tahun 2012 banyak menggelontorkan beasiswa, khususnya bagi lulusan SMA/SMK untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), selain beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa tidak mampu dari Kemendikbud Ristek, juga ada bea siswa dari berbagai lembaga.

Hanya saja, masih banyak masyarakat yang belum tahu dan belum memanfaatkan berbagai fasilitas beasiswa itu. Sejatinya, melalui beasiswa itu, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat miskin untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, karena tidak memiliki uang.

“Di Unsoed, banyak mahasiswa dari keluarga tidak mampu yang kuliah dapat beasiswa bidikmisi. Yakni kuliah gratis dan dapat uang saku per bulan Rp 800 ribu. Semoga peluang kesempatan ini bsia dimanfaatkan oleh lulusan SMA, termasuk lulusan SMAN 1 Purwareja Klampok, Banjarnegara ini,” kata Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed, Dr.Toto Sugito, S.Sos, M.Si, saat memberikan “Training Motivasi” bagi siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Purwareja Klampok, Banjarnegara Tahun Akademik 2021/2022 di aula sekolah setempat, Kamis (17/03/2022).

Kegiatan yang diikuti 350 siswa kelas XII itu, dibuka oleh Kepala SMAN 1 Purwareja Klampok, Drs Amin Shodiq, dalam rangka persiapan menghadapi ujian sekolah/study lanjut dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Kegiatan training motivasi ini sebagai kelanjutan dari kegiatan Riset Keilmuan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) beserta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed dengan Ketua tim riset Dr. Adhi Iman Sulaiman, anggota Dr. Toto Sugito dan Dr. Shinta Prastiyanti.

Tim riset ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa S-1 FISIP Unsoed, alumni Unsoed yaitu Niken Hapsari Arimurti SP MP dan Dhika Sulistyo SP, kemudian Drs Prasetiyo yang menjadi bagian narasumber sekaligus figur teladan yang meskipun berusia 56 tahun masih semangat melanjutkan studi di Magister Ilmu Komunikasi Unsoed.

Untuk menghindari kejenuhan, di sela-sela kegiatan diselingi ice breaking yang diwakili oleh Shelviana Mutiara Dewi, mahasiswi Ilmu Komunikasi Unsoed angkatan 2019.
Kemudian di akhir kegiatan, panitia memberikan banyak doorprize, berupa buku karya dari Tim Riset Unsoed maupun makanan kecil kepada peserta yang aktif dan mampu menjawab pertanyaan kuis.

Toto Sugito yang memaparkan materi “Optimalisasi Pendidikan Dalam Mewujudkan Generasi Muda Yang Unggul” menjelaskan, beasiswa Bidikmisi (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi) adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Ristek.

Beasiswa ini diperuntukkan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi dan prestasi akademik yang baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Selain beasiswa Bidikmisi, lanjut Toto Sugito, ada juga beasiswa untuk studi S-2 dan S-3 di dalam maupun di luar negeri dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.

Untuk mendapatkan beasiswa, Toto Sugito memberikan tips, agar belajar serius sejak dari SD, SMP, SMA. Juga membangun komunikasi keluarga yang baik.

“Yang penting, tanamkan dalam diri kalian, bahwa pendidikan adalah salah satu cara merubah nasib. Dari miskin menjadi tidak miskin, dan dari biasa menjadi luar biasa, baik prilaku, prestasi maupun kesejahteraan ekonomi,” tegas Toto Sugito.

Toto Sugito juga berpesan, agar menguatkan keimanan dan memaksimalkan proses belajar, berbuat baik terhadap orang tua serta berdoa dan tawakal.

Dalam kesempatan ini, Dr Adhi Iman Sulaiman melalui materi “Membangun Inspirasi dan Motivasi untuk Meraih masa depan yang kreatif, produktif dan berprestasi” memberikan contoh-contoh orang sukses dari keluarga tidak mampu melalui tayangan seperti ada remaja yang sukses sebagai petani milenial, anak tukang becak bisa sukses meraih S-3 di Inggris dan menjadi dosen, mantan penyanyi dangdut yang sukses menjadi petani di desa, serta wirausaha pengrajin dan pengusaha batik dan sebagainya.

“Meraih masa depan itu banyak caranya. Bisa dengan cara melanjutkan studi lanjut ke jenjang S-1 baik ke Universitas, Institut, Vokasional dan Akademi sesuai dengan minat siswa. Bisa juga sambil kuliah dengan berwirausaha di berbagai bidang untuk menjadi bagian aktor muda dalam pembangunan,” tegas Adhi Iman.

Adhi Iman juga menjelaskan, bagi lulusan SMA yang akan melanjutkan kuliah, harus memiliki strategi. Diantaranya, pilih jurusan sesuai minat dan cita-cita. Apalagi dapat studi S-1, melanjutkan S-2 sampai S-3 dengan mendapat beasiswa yang terbuka dan dapat diraih seperti saya.

“Ingat jangan asal kuliah nanti jadi asal-asalan. Asal sarjana, asal lulus dan asal kerja,” pesan Adhi Iman.

Bagi lulusan SMA yang kuliah atau belum (tidak) kuliah, lanjut Adhi Iman, tetap harus memiliki keterampilan, seperti bidang komputer, bahasa asing, sertifikasi keahlian, praktek kerja, dan memperbanyak jejaring atau networking.

Pada saatnya nanti, bisa kuliah sambil kerja, atau yang berwirausaha dapat meneruskan ke Universitas Terbuka, Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dan Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dengan program Vokasional. (H-03)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini