SUKOHARJO(TERASMEDIA.ID)-Setelah sukses menggelar Lomba Menembak bertajuk “Danjen Kopassus Shooting Championship 2022” pada tanggal 27-29 Mei 2022, Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura, Sukoharjo, juga menggelar pertunjukan wayang kulit.

Kegiatan ini berlangsung di Pesanggrahan pada Rabu, 8 Juni 2022 malam. Dalang yang tampil adalah Ki Danang Suseno, dengan lakon “Mbangun Candi Sapta Arga”.

Dalam lakon tersebut, Pandawa dan Kurawa sebenarnya saudara dari leluhur secara turun temurun. Salah satunya Begawan Abiyasa, yang tidak mau menduduki sebagai Raja di Hastina. Dirinya memilih hidup seperti rakyat biasa yang suka spiritual, suka menggali ilmu, suka membantu tanpa pamrih, dan selalu mengajarkan kebaikan ke anak cucunya.

“Abiyasa berkeinginan membangun Candi Sapta Arga namun banyak pertentangan dari Dewa Kayangan dan cucunya sendiri para Kurawa,” tutur Ki Danang Suseno yang menceritakan secara garis besar lakon tersebut.

Hal ini sebagai bukti bahwa TNI khususnya Kopassus, tidak hanya menjaga benteng pertahanan negara saja, namun juga menjaga benteng kebudayaan.

Pagelaran wayang ini digagas oleh Kartasura Greget bekerjasama dengan Group 2 Kopassus Kandang Menjangan serta Anak Korps Baret Merah (AKBM) dalam rangka peringatan HUT Kopassus ke- 70.

Komandan Group 2 Kopassus Kandang Menjangan Kolonel Inf Sabdono Budi Wiryanto, sangat mengapresiasi kegiatan budaya ini. Hal ini sebagai wujud kepedulian warga Kartasura yang diwakili Kartasura Greget, terhadap adanya Grup 2 Kopassus di tengah-tengah masyarakat.

“Kopassus saat ini sudah menginjak ulang tahun ke-70, Grup 2 Kopassus mendukung para budayawan dan seniman yang tetap peduli terhadap budaya bangsa,” kata Kolonel Inf Sabdono Budi Wiryanto.

Menurut Sabdono, budaya leluhur seperti wayang kulit ini, apabila tidak dilestarikan dan dijaga bersama-sama, akan redup karena gempuran budaya asing yang masuk ke Indonesia. Dikhawatirkan, generasi muda tidak mengetahui budaya warisan leluhur ini apabila lebih menyukai budaya luar.

“Dengan diadakannya wayangan ini, kami harapkan generasi milenial ikut peduli dan menjaga budaya asli bangsanya,” jelas Sabdono.

Sabdono menambahkan, TNI AD khususnya Kopassus adalah bagian dari pertahanan bangsa yang didukung oleh masyarakat seluruhnya.

“Namun budaya adalah salah satu benteng pertahanan juga, apabila budaya suatu bangsa hancur maka bangsa itu akan hancur juga,” tegas Sabdono.

Di atas panggung, para seniman berharap kegiatan budaya ini sering-sering diadakan oleh Kopassus.

“Kegiatan seperti ini sebaiknya diadakan secara rutin Pak Komandan, setidaknya satu minggu sekali,” seloroh Endah Laras ‘ndagel’ yang disambut tawa oleh hadirin.

Sementara Pemrakarsa Kartasura Greget, Djoeyamto menegaskan, bahwa giat wayangan ini sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap TNI yang notabene milik rakyat juga.

“Tujuan kami selaku pemrakarsa Kartasura Greget, gelaran wayangan kami persembahkan sebagai kado Ulangtahun Kopassus yang ke-70. Ini kado dari warga Kartasuro yang diwakili oleh Kartosuro Greget,” ungkap Djoeyamto.

Djoeyamto berharap acara pagelaran wayang tersebut akan dilakukan secara kontinyu.

“Setiap tahun kita adakan sebagai wujud manunggalnya warga Kartasuro dengan Kopassus Group 2 Kandang Menjangan,” tegas Djoeyamto.

Acara ini, dihadiri Bupati Karanganyar Juliyatmono beserta Wakil Bupati Rober Christanto, Anggota DPR RI dari Dapil Jateng V, Mohammad Toha, Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, Ketua Dewan Adat Keraton Surakarta GKR Wandansari, Gusti Wirabhumi, Ketua AD 1 PM Family Setyawan dan tamu undangan lainnya.

Ketua Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Wandansari mengapresiasi adanya wayangan di lingkup Kopassus, yang telah nyata melestarikan budaya Jawa dalam hal ini wayang kulit.

GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng ini menambahkan, pihaknya merasa bangga atas sinergitas Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan dengan masyarakat Kartasura.

“Tidak salah kalau ayah saya Sinuwun Pakubuwono XII menitipkan Pesanggrahan untuk menjadi markas Kopassus,” ujar Gusti Moeng.

Wayangan semakin meriah dengan hadirnya penyanyi keroncong kelahiran Kartasura yakni Endah Laras, beserta banyolan dari seniman Petruk dan Bagong.
Apresiasi juga datang dari anggota DPRRI Mohammad Toha.

Dirinya merasa senang dan bangga, karena seorang perwira Komandan Kopassus begitu mencintai dan menjunjung tinggi budaya leluhur dengan mengadakan pagelaran wayang kulit di Pesanggrahan, yang merupakan cagar budaya.

“Selain itu, saya juga sangat mengapresiasi, warga Kopassus Kandang Menjangan yang dulunya kelihatan “sangar”, kini berubah menjadi lembut dan berbudaya,” kata Moh Toha seusai menonton wayang secara langsung.

Mantan Wakil Bupati Sukoharjo ini menambahkan, salut dengan kekompakan antara para komunitas di luar Kopassus dan para prajurit.

“Harapan saya, ini menjadi tauladan bagi semua prajurit TNI, selain harus disiplin tegas, dan berani, tetapi tetap njawani,” ujar Mohammad Toha.

Banyak masyarakat Kartasura dan sekitarnya, antusias menyaksikan wayangan secara langsung.

“Kapan lagi bisa masuk Mako Kopassus, kalau tidak malam ini. Jauh-jauh hari saya sudah mempersiapkan diri untuk menonton wayang kulit ini secara langsung bersama kawan-kawan. Anggota Kopassusnya baik dan ramah, tidak serem seperti yang saya bayangkan,” kata Richard, salah seorang penonton asal Boyolali bagian utara.

Masyarakat yang tidak bisa menyaksikan secara langsung, panitia menyediakan live streaming, sehingga bisa diakses ribuan penonton dari berbagai wilayah. (HN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini