SRAGEN (TERASMEDIA.ID)-Perempuan dalam peranannya di kancah politik perlu didukung lagi agar lebih sangat berperan.
Sehingga tidak sekadar menjadi pelengkap kuota 30 persen persyaratan keterlibatan perempuan dalam pemilihan umum legislatif.
Hal tersebut dikatakan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dalam kegiatan pendidikan politik untuk perempuan yang diselenggarakan DPD PDI-P Jawa Tengah, di Gedung Kartini Sragen, Senin(25/10/2021).
Bupati Sragen mengatakan, dalam menjaring kader, tidak bisa dilakukan sekali saja namun harus dilakukan berkali kali.
Yuni melihat, ada beberapa kader potensial yang berkecimpung di bidang politik. Namun yang menjadi kendala peran perempuan masih sedikit yakni faktor kurangnya percaya diri dan kurangnya bersoialisasi terhadap lingkungan luas.
Melihat di lapangan, lanjut Bupati Sragen, sepantasnya perempuan-perempuan di Sragen mampu berkiprah di panggung politik. Jadi tidak sekadar menjadi pelengkap kuota
”Kalau perempuan itu soal kepercayaan diri dan kemampuan lainnya yang harus juga diasah,” ujar Bupati Sragen.
Bendahara DPD PDIP Jateng Agustina Wilujeng Pramestuti meminta agar kaum hawa lebih berani tampil di kancah politik.
Karena hampir semua keputusan strategis itu berkaitan dengan politik. Maka perempuan harus sering mendapatkan pendidikan politik.
Agustin menyampaikan, perlunya keberanian untuk maju, menyampaikan pendapat sebagai cara perempuan Indonesia mewujudkan harapannya.
Kedepan peserta akan lebih banyak dilakukan. Saat ini baru digelar 28 titik di Jawa Tengah.
”Kita mempersiapkan kader perempuan untuk dijaring dalam Pemilu. Kita harus siap supaya tidak sekedar menjadi pelengkap kuota, supaya mewarnai keputusan yang ditetapkan,” ucapnya.
Kendala di lapangan, lanjut Agustin, peranan perempuan banyak yang tidak siap. Karena kurangnya keberanian dan sebagian caleg merasa tidak seberuntung caleg laki-laki.
”Ada hambatan sendiri untuk perempuan, namun harus dicari cara agar memiliki hak dan kesempatan yang sama,” tandasnya.(SL)