Tiga orang berdiri di atas lahan yang akan dibngun jembatan gantung.(FOTO:TM/ SL)

SRAGEN(TERASMEDIA.ID)– Pembangunan jembatan penghubung antara Kecamatan Masaran dengan Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, selama kurang lebih tiga tahun ini, mangkrak.

Terhentinya proyek jembatan tersebut, lantaran masih terkendala pembebasan lahan. Padahal pondasi di ujung-ujung jembatan sudah terpasang baik di Desa Pilang, Masaran maupun di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh.

Jembatan itu, dibangun untuk menggantikan jembatan gantung Jantran, yang berjarak sekitar 550 meter, karena kondisi jembatan gantung Jantran sudah mulai rusak, seperti lantai jembatan yang mulai terkelupas hingga tali penyangga ada yang putus, yang menyebabkan permukaan jembatan menjadi miring.

Suparno(61) warga RT 28 Desa Jantran mengungkapkan, sebenarnya pondasi awal pembangunan jembatan itu sudah kelar baik di bagian Desa Pilang maupun Desa Gedongan.

“Kendalanya apa, saya juga tidak tahu. Tapi setelah pekerjaan pondasi proyek jembatan berhenti. Kalau tidak salah sekitar tiga tahun ini berhenti,” tutur Suparno, Senin(29/08/2022).

Suyadi(49), salah seorang aktivis Sragen sangat menyayangkan dengan mangkraknya proyek jembatan tersebut. Seharusnya sebelum dimulai pekerjaan, pembebasan lahan sudah selesai sejak awal.

“Seakan proyek jembatan ini tidak dihitung secara matang. Terbukti pembebasan lahan tidak kelar, perhitungan RAB juga tidak pas, sehingga jembatan yang sangat dibutuhkan warga mangkrak,” tandas Suyadi.

Melihat kondisi itu, kata Suyadi, seharusnya kejaksaan ikut mengawal proyek jembatan agar uang negara tidak mubazir. Karena proyek itu dari propinsi, dan Kejati turun tangan untuk mengaudit.

Sementara itu, Kepala DPU Sragen R.Suparwoto, mengatakan, tahun ini Pemda Sragen komitmen akan menyelesaikan pembebasan lahan untuk tahun 2023. Setelah persoalan lahan selesai, tahun 2024 melanjutkan jembatan.

“Akhir tahun 2024 diharapkan jembatan sudah selesai,” kata Suparwoto.

Dikatakan, untuk tahun 2023 dianggarkan Rp 2 miliar untuk pembebasan lahan, yang tercatat ada 50 bidang tanah yang terdampak dari pembangunan jembatan Pilang-Gedongan.

Yang sudah terbayarkan sebanyak 13 bidang, kemudian sudah setuju namun belum dibayarkan terdapat 34 bidang, dan ditambah tiga bidang yang segera akan dibayarkan.

Awal proyek jembatan tersebut dibangun menggunakan anggaran Pemerintah Provinsi senilai Rp 7 miliar. Kemudian, karena pembebasan lahan belum selesai, alokasi anggaran tersebut terpakai sebanyak Rp 3 miliar.

Pemkab Sragen sendiri memperkirakan pembangunan jembatan yang akan dimulai pada tahun 2024 tersebut menelan anggaran senilai Rp 50 miliar.(SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini