SRAGEN(TERASMEDIA.ID)– Gandeng tokoh Ormas agama dan mahasiswa. Jajaran Polres Sragen membagikan 10 ton beras untuk warga terdampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Jumat (09/09/2022).

Mereka yang menerima bantuan terdiri dari tukang becak, buruh gendong, ojek online (ojol) dan ojek pangkalan di sejumlah titik di Bumi Sukowati.

Pembagian paket sembako yang dipimpin langsung Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama bersama Ormas agama serta diikuti langsung oleh mahasiswa ini, penyaluran paket sembako dilakukan di beberapa titik seperti, area Stadion Taruna, Pasar Bunder dan Pilangsari.

Pembagian juga dilakukan di sejumlah perempatan jalan, dimana didapati banyak tukang becak dan ojek mangkal.

Kapolres AKBP Piter Yanottama menjelaskan, kegiatan ini menindaklanjuti arahan Kapolda Jateng agar jajaran polres membagikan bansos serentak.

“Sasarannya adalah warga yang terdampak penyesuaian harga BBM. Total 10 ton beras yang kami bagikan di seluruh wilayah Sragen,”katanya.

Pembagian paket sembako ini, diharapkan bisa sedikit meringankan beban sebelum mereka menerima bantuan sosial kompensasi subsidi BBM dari pemerintah.

Sementara itu, di tengah pembagian paket sembako, Kapolres juga mengajak semua masyarakat untuk tidak panik dan resah demi mewujudkan kondisi yang nyaman dan harmonis.

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama mengatakan, Ormas agama yang ia gandeng dalam pembagian bansos ini, yakni Ormas NU dan Muhammadiyah dan Serikat Buruh serta mahasiswa.

Sementara, Koordinator Gojek Sragen, Cahyo Fajar Kristian(45) mengaku senang para ojol menjadi salah satu kelompok yang ikut diberi bantuan.

Kenaikan harga BBM diakuinya sedikit banyak mempengaruhi pendapatan karena ongkos yang dikeluarkan lebih besar dari sebelumnya.

“Pendapatan sekarang paling Rp 60.000 sehari. Belum lagi sekarang harga BBM naik, jadi otomatis pengeluaran juga bertambah. Makanya dengan bantuan ini kami sangat terbantu,” tandasnya.

Terkait rencana kenaikan tarif untuk ojol seiring kenaikan harga BBM, Cahyo mengaku sudah mengetahui dari operator.

Hanya saja kenaikan tarif tersebut hingga kini belum ada realisasi.

“Jumlah ojol di Sragen saat ini sekitar 700 orang. Semuanya terdampak kenaikan BBM. Hingga kini kami juga belum menerima bantuan dari pemerintah,” ucapnya.(SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini