GROBOGAN(TERASMEDIA.ID)–Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit hewan menular yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar.

Untuk kasus di Grobogan hewan ternak ini diantaranya sapi, kerbau dan kambing.

Bahwa penyakit ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi bagi pemiliknya.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Grobogan drh.Riyanto pada Rabu (13/12/2022).

Terkait adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Grobogan, drh. Riyanto telah berupaya sekuat tenaga untuk mengatasinya dengan melakukan kunjungan lapangan, pengecekan langsung dan melakukan pemeriksaan hewan serta sekaligus memberikan vaksinasi.

Adapun data capaian total vaksinasi PMK yang dilakukan oleh tim petugas penanganan PMK diantaranya : drh. Andreas, drh. Heru dan drh. Tri Yunia, telah membuahkan hasil baik dengan melakukan pemberian tindakan vaksinasi dengan capaian total sebanyak 167,816.

Riyanto mengatakan, bahwa memasuki bulan desember 2022 ini, Grobogan telah nol pelaporan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal ini adalah hasil kerja keras dari seluruh jajaran satgas penanganan PMK kabupaten, yang terdiri dari lintas sektoral di ketuai Sekda dengan anggota diantaranya unsur dari Polres, TNI, Kejaksaan, Ketua DPRD, Dinas-dinas terkait, seperti, Dinas Peternakan dan Perikanan, Satpol PP, Perdagngan, Perindustrian, Perhubungan dan BPBD.

Melalui berbagai strategi penanganan diantaranya, melalui edukasi kepada masyarakat, khususnya masyarakat peternak, melalui kegiatan disenvektasi di pasar-pasar hewan, di kandang-kandang ternak, rumah potong hewan, kegiatan pengobatan hewan yang bergejala, pengujian laboraturium untuk memastikan diagnosa, penutupan pasar, pengawasan lalu lintas keluar masuk ternak di Grobogan dan kegiatan terakhir adalah vaksinasi PMK.

“Saat ini, tinggal kita berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan jangan lagi ada penularan PMK di Kabupaten Grobogan,” ujar Riyanto.

Riyanto berharap, peran masyarakat khususnya peternak dan para pedagang agar selalu memperhatikan kesehatan ternaknya dan kandang juga sering disemprot dengan desinvektan.

Dan tentunya ternak juga diberi makanan yang cukup bergizi sehingga daya tahan ternak menjadi lebih baik dan tidak gampang terinfeksi penyakit.

“Kemudian, kalau mendatangkan atau membeli ternak baru seyogyanya ternak yang sudah divaksin. Bila perlu membeli ternak dari tetangga saja, kalau di pasar masih sangat beresiko,”pintanya.

Dia berpesan, agar pedagang tidak menjual ternak yang bergejala sakit kepada masyarakat yang nantinya akan menjadi sumber penularan baru.(ARF/SL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini